- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Minggu, 24 November 2024 | 03:27 WIB
:
Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT, Senin, 26 Februari 2024 | 10:19 WIB - Redaktur: Kusnadi - 743
Sumbawa Barat, InfoPublik - Tensi politik lokal khususnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang mulai menghangat. Sejumlah nama calon pun kini mulai bermunculan. Baik dari pendukung, simpatisan maupun parpol itu sendiri.
Dari kalangan politisi, nama-nama yang dimunculkan itu antara lain, Fud Syaifuddin yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati KSB dua periode sekaligus Ketua DPD Nasdem. Ada juga Kaharuddin Umar, Ketua DPRD KSB sekaligus Ketua DPC PDIP. Ketua DPD PAN KSB, Muhammad Nasir, mantan ketua DPRD KSB yang saat ini masih menjabat sebagai anggota DPRD NTB. Ada juga nama Andi Laweng, Ketua Bapilu DPC PKB KSB yang juga masih menjabat sebagai anggota DPRD KSB, termasuk Aheruddin Sidik ketua Komisi II DPRD KSB yang saat ini bergabung dengan Partai Gerindra dan Sekretaris DPD Partai Golkar KSB, H.M. Thamzil.
‘’Kemunculan nama-nama ini menandakan bahwa cukup banyak calon pemimpin potensial KSB ke depan. Khususnya dari kalangan politisi,’’ jelas Doktor Zulkarnaen, dosen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Jogjakarta (UNJ), belum lama ini.
Nama-nama lain khususnya dari kalangan birokrasipun tak ketinggalan. Misalnya, Sekretaris Daerah (Sekda) KSB, H. Amar Nurmansyah. Ada juga nama Hj. Hanipah, istri Bupati KSB dua periode H.W.Musyafirin yang saat ini menjabat sebagai Ketua TP PPK KSB. Ada juga nama Taufik Hikmawan, Sekretaris Diskominfo KSB yang sudah cukup lama mensosialisasikan diri untuk maju di Pilkada KSB. Ada juga sejumlah nama lain dari kalangan professional dan tokoh agama juga ikut muncul, seperti H.M Nur Yasin, KH. Samsul Ismain dan H. Sumardan. Ada juga nama M. Sahril Amin dan Ustad Nasrum.
‘’Dari politisi ada, birokrasi ada, profesional hingga tokoh agama juga ada. Mereka punya potensi menjadi pemimpin masa depan KSB setelah KH.Zulkifli Muhadli dan Doktor H.W.Musyafirin,’’ katanya lagi.
Saat ini, tinggal bagaimana nama-nama tersebut mampu membangun komunikasi politik lebih lanjut. Sebab, dalam politik apalagi Pilkada, bukan hanya figur saja yang dilihat, afiliasi atau dukungan partai politik juga menjadi penentu. Partai politik, lanjut akademisi asal Kecamatan Brang Ene ini cukup menentukan seseorang bertarung di Pilkada.
‘’Selain jalur parpol (politik) maju lewat independent juga bisa. Lewat parpol ada cukup banyak kader-kader terbaik partai yang sudah teruji dan terbukti pada Pemilu 14 Februari kemarin,’’ tandasnya.
Kaharuddin Umar misalnya, sebagai Ketua DPC PDIP KSB, ia berhasil mengantarkan partainya menjadi pemenang pemilu 2019 lalu dan pada pemilu 14 Februari lalu, PDIP dipastikan mampu mempertahankan posisi sebagai partai pemenang dengan lima kursi dewan di tiga dapil. Perolehan lima kursi partai moncong putih ini memenuhi syarat mengusung calon sendiri tanpa melalui koalisi.
‘’Secara kepartaian, hanya PDIP yang bisa mengusung calon sendiri. Tinggal bagaimana komunikasinya, mau diposisi bupati atau wakil bupati. Artinya, tiket untuk maju sudah ada,’’ paparnya.
Demikian halnya dengan beberapa partai lain semacam Nasdem, Golkar PKS, Gerindra maupun PAN. Mengacu pada pemilu 2024 lalu, partai-partai ini sudah bisa dipastikan meraih tiga kursi DPRD untuk masing-masing dapil.
‘’Untuk mengusung calon, partai-partai ini tinggal melakukan komunikasi politik dengan parpol yang ada. Atau parpol-parpol yang hanya berhasil meraih dua atau satu kursi DPRD,’’ tukasnya.
Dari kalangan birokrasi, Doktor Naen mengaku mereka memiliki kemampuan membangun komunikasi politik. Lobi-lobi dengan parpol pun sangat terbuka, terutama untuk parpol-parpol yang memang tidak berencana mengajukan kadernya sendiri.
‘’Mereka bisa melakukan lobi politik dengan parpol-parpol peraih satu atau dua kursi DPRD. Nah ini bisa menjadi daya tawar mereka dengan calon lain,’’ urainya.
Belum lagi melihat dari tradisi kepemimpinan di KSB, sejak bupati pertama sampai H.W.Musyafirin saat ini, perpaduan antara politisi dan birokrat juga masih cukup penting untuk dipertimbangkan.
‘’Pasangan sesama politisi mungkin saja terjadi, politisi dan birokrat juga sudah menjadi tradisi, politisi dengan tokoh agama maupun sesama birokrat juga bukan hal yang tak mungkin,’’ urainya.
Ia menambahkan, KSB tak hanya memiliki potensi calon bupati/wakil bupati, Sumbawa Barat juga punya calon pemimpin yang layak diusung sebagai cagub/cawagub NTB yaitu H.W.Musyafirin. Apalagi, diberbagai kesempatan, nama bupati KSB dua periode selalu saja digaungkan sebagai calon pemimpin NTB.
‘’KSB punya cukup banyak potensi. Untuk Pilkada KSB ada banyak nama, demikian juga untuk Pilgub, kita punya sosok H.W.Musyafirin. Apalagi dari berbagai media saya baca, nama ini disebut-sebut akan akan diusung sendiri oleh partainya yaitu PDIP,’’ tambahnya.
Nama-nama di atas selain sudah memasang alat sosialisasi seperti baliho untuk maju di Pilkada KSB, nama-nama mereka bahkan sudah dimunculkan dalam WA Grup Sumbawa Barat. pendukung dan simpatisan WA grup dengan anggota hampir 541 orang ini bahkan sudah mulai memunculkan dengan pasangan masing-masing. Di antaranya, Fud Syaifuddin-H.Amar Nurmansyah, H.Amar Nurmansyah-Hj. Hanipah W.Musyafirin, H. Amar Nurmansyah-KH Samsul Ismain LC. H. Amar Nurmansyah-Kaharuddin Umar.HM. Nur Yasin-H.Sumardan. M.Sahril Amin-Ustad Nasrum termasuk nama-nama tunggal lain seperti Muhammad Nasir sebagai perwakilan dari wilayah Jereweh (Dapil Sumbawa Barat III dan PAN) serta H.M. Thamzil sebagai perwakilan dari Partai Golkar.(MC Sumbawa Barat)