:
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 19 Februari 2024 | 14:35 WIB - Redaktur: Tobari - 94
Sleman, InfoPublik - Puskesmas Seyegan menggelar Sosialisasi Penyakit Menular dan skrining TBC di rumah Dukuh Gerjen, Margomulyo, Seyegan, Jum'at (16/2/2024). Kegiatan mengundang 40 orang yang terdiri dari kader kesehatan, petugas jumantik dan tokoh masyarakat dengan nara sumber dari penanggung jawab program tiga penyakit menular yaitu TBC, HIV dan DBD.
Yeny, Penanggung jawab Program TBC Puskesmas Seyegan mengawali paparannya dengan menjelaskan gejala gejala penyakit TBC yaitu batuk (minimal 2 minggu), demam, berkeringat tanpa aktivitas, penurunan berat badan drastis dan benjolan di tubuh.
“TBC sendiri bisa menyerang kelenjar, ginjal, usus, kulit maupun tulang. Sedangkan TBC pada anak juga mempunyai gejala yang sama,” jelas Yeny.
Yeny kemudian menjelaskan tentang cara penularan TBC melalui udara. Infeksi yang terjadi pun bersifat laten artinya setelah kuman masuk belum diikuti dengan gejala khas TBC.
Pada kesempatan itu Yeny juga mengajak ibu ibu untuk membiasakan kalau batuk dengan cara yang benar, Yeny juga mengedarkan form isian yang diisi oleh peserta yang diberi judul "AKSI PERJAKA 2 M" yaitu Perangi Gejala batuk kurang lebih 2 minggu.
“Hasil isian form ini digunakan untuk melakukan skrining bagi peserta yang mempunyai gejala batuk kurang lebih 2 minggu dengan cek dahak. Cek dahak ini dilakukan untuk meminimalisir penularan. Diakhir paparannya, Yeni menjelaskan tentang pengobatan TBC yang berlangsung paling cepat 6 bulan sampai 3 tahun (tergantung kasus),” jelas Yeny.
Adapun 6 bulan pengobatan tersebut dibagi menjadi 2 bulan fase intensif dan 4 bulan fase lanjutan. Minum obat secara teratur dan tidak terputus ini merupakan kunci kesembuhan.
“Penanganan TBC sendiri dilayani secara gratis dari penemuan kasus, pengobatan dan follow up nya. Puskesmas Seyegan sendiri sudah mempunyai fasilitas TCM yaitu Test Cepat Monokuler,” tambah Yeny.
Sebagai pemateri kedua, Kiki yang penanggung jawab Program Demam Berdarah (DB) Puskesmas Seyegan menyampaikan tentang gejala DB mulai demam, bintik merah, mimisan, lemas, pusing, gusi berdarah dan BAB berdarah. Dijelaskan juga oleh Kiki tentang siklus Pelana Kuda dari demam naik - stabil - turun (fase kritis) kemudian naik lagi. Sedangkan penurunan trombosit terjadi pada hari ke 4-5.
Untuk pencegahan, Kiki mengajak menggiatkan kegiatan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mendaur ulang ditambah dengan penyemprotan nyamuk. Untuk itu perlu digiatkan lagi petugas jumantik di lingkungan RT/RW dan mulai melibatkan pemuda.
Materi ketiga disampaikan oleh Eva sebagai penanggung jawab program HIV Puskesmas Seyegan yang mengawali dengan menjelaskan tentang virus HIV yang bisa ditemukan dalam darah, sperma, ASI dan cairan wanita. Dilanjutkan dengan siapa saja yang beresiko tertular HIV mulai dari pasutri yang terinfeksi sampai bayi dalam kandungan dari ibu yang terinfeksi HIV.
Sebagai upaya pencegahan HIV yaitu dengan absen dari aktivitas seksual yang beresiko, setia pada pasangan, penggunaan kondom, tidak mengkonsumsi obat terlarang, tidak menggunakan jarum suntik bersama sama. Ditambahkan oleh Eva bahwa HIV ini belum ada obatnya, obat hanya menekan jumlah virus yang ada dalam tubuh.
Di bagian akhir, Eva menghimbau untuk kondisi yang harus test HIV yaitu pada Bumil, pasien TBC dan pasien yang mempunyai penyakit infeksi.
Pada kesempatan tersebut, hasil pengisian form akhirnya 5 peserta sosialisasi diminta untuk cek dahak sebagai upaya pencegahan penularan penyakit. (Sutarto Agus/KIM Seyegan/toeb)