:
Oleh MC KOTA BANJARBARU, Selasa, 6 Februari 2024 | 20:41 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 45
Banjarbaru, InfoPublik - Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin mengatakan, pos pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu) sebagai ujung tombak menanggulangi permasalahan stunting di Indonesia.
Melalui medium Posyandu dapat digunakan sebagai sumber dalam menyebarkan informasi kesehatan berkaitan dengan stunting dan melaksanakan tugas pemantauan tumbuh kembang anak.
“Dengan tujuan utama menciptakan masyarakat yang sehat,” kata Aditya Mufti Ariffin enyerahan bantuan Antropometri Kit, Cadangan Pangan Pemerintah, penyerahan Simbolis Rehabilitasi bangunan Posyandu, serta penandatangan komitmen cegah stunting di Kebun Raya Banua, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (kalsel) pada Selasa (6/2/2024).
Aditya menjelaskan, terdapat permasalahan utama di masyarakat, di antaranya kemiskinan, yang saat ini menjadi fokus utama untuk pemberantasan permasalahan stunting.
“Stunting bukan hanya masalah terkait tumbuh kembang anak yang terhambat, tetapi juga melibatkan permasalahan pola asuh anak, sanitasi lingkungan, asupan gizi, dan berbagai aspek lainnya. Oleh karena saya berharap agar seluruh stakeholder dapat bersinergi dan terus berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan ini,” ujarnya.
Di kota Banjarbaru sendiri berdasarkan data By Name By Adress tahun 2023, tingkat prevalansi stunting berada pada 13,03 persen. Angka tersebut sudah berada dibawah target nasional yaitu 14 persen.
Aditya berharap, penanganan stunting dapat terus digalakan khususnya bagi para kader Posyandu. Sehingga, penanganan stunting yang dilakukan dapat cepat dan tepat sasaran dengan melibatkan SKPD terkait.
“Mari kita ciptakan generasi yang unggul, sehat, dan memiliki daya saing melalui pemenuhan tumbuh kembang yang baik,” tutupnya. (jongs/ald-MedCenBJB)