:
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 18 Desember 2023 | 12:09 WIB - Redaktur: Tobari - 54
Sleman, InfoPublik - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta melaksanakan Proyek Sosial berupa Penyuluhan dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik bagi Kelompok Sampah Mandiri (KSM) Ngudi Rejeki Jongkangan Tamanmartani, Kalasan,Sleman pada hari Sabtu, (16/12/2023) di Pendopo Masjid Nurul Iman Jongkangan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.
Dosen pembimbing proyek ini, Dwi Pela Agustina, yang juga sebagai dosen Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta menyampaikan bahwa proyek Sosial merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat dalam kurikulum Ilmu Komunikasi.
"Capaiannya adalah mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan yg bermanfaat bagi masyarakat," kata Pela.
Pada kesempatan kali ini, proyek sosial yang dilakukan mahasiswa angkatan 2021 adalah kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah organik bagi masyarakat.
"Kegiatan ini juga sarana belajar bagi mahasiswa melakukan kegiatan yg bermitra dengan organisasi di masyarakat salah satunya KSM/Bank Sampah Ngudi Rejeki," tambahnya
Pada kesempatan tersebut Tim Proyek Sosial membagikan Losida (Lodong Sisa Dapur) sebagai salah satu alternatif alat untuk mengelola sampah organik.
Ketua KSM Ngudi Rejeki Deppi Susialandari, mengapresiasi pihak Universitas Amikom Yogyakarta yang melakukan program kegiatan proyek Sosial di KSM Ngudi Rejeki
"Harapannya semoga menambah semangat para nasabah untuk mengelola sampah organik, menjadikan lingkungan lebih tertata dan bersih,” ujarnya
Dikatakan Deppi yang juga pengajar di SDIT Baitussalam Prambanan bahwa KSM Ngudi Rejeki telah berdiri dari tahun 2015 namun mengalami kemunduran hingga bangkit kembali tahun 2021 sampai sekarang masih berjalan.
"Dengan dukungan dari pelbagai pihak dan semangat para anggota semoga KSM Ngudi Rejeki terus berkembang untuk mengelola sampah," tambah Deppi.
Kusnadi Ketua Forum Lingkungan Hidup (FLH) Kapanewon Berbah dalam menyampaikan materi memberikan apresiasi kepada masyarakat Jongkangan yang telah mengelola sampah lewat KSM Ngudi Rejeki
“Karena mengelola sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama,” ungkap Kusnadi.
"Keberadaan KSM berupa bank Sampah, Sedekah Sampah, TPS3R ataupun bentuk lain menjadi sangat penting dalam pengurangan produksi sampah kabupaten Sleman,” imbuhnya.
Kusnadi menuturkan, pemilihan sampah akan memberi tambahan nilai ekonomi dari jenis sampah tersebut, untuk mempermudah pengurus sebaiknya pemilahan sampah dilakukan dari sumbernya yaitu rumah tangga.
"Sesuai Surat Edaran bupati Sleman nomor 30 tahun 2022 tentang pemilihan sampah dari sumbernya, dengan SE tersebut diharapkan bisa mengurangi residu yang dibuang ke TPA Piyungan sehingga mengurangi juga anggaran Sleman membayar restribusi ke TPA Piyungan," tambahnya.
Kusnadi yang juga pengurus Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) SEHATI Kabupaten Sleman menambahkan bahwa pengelolaan sampah organik juga sangat penting meski sampah organik mudah terurai secara alami bila tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan bau dan pemandangan tidak sedap.
“Salah satu cara mengelola sampah organik dengan membuat jugangan seperti yang dilakukan simbah simbah kita, namun dalam kondisi sekarang susah dilakukan,” tukasnya.
"Terinspirasi dari jugangan tersebut maka saat ini banyak inovasi yang dilakukan untuk mengelola sampah organik seperti komposter, ember tumpuk, biofori, losida, Eco enzyme, budidaya Magot dan lainnya," jelas Kusnadi.
Di akhir acara dilakukan penyerahan Losida dari ketua kelompok proyek sosial Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, Arya Dewa kepada dukuh JongkanganJongkangan Gandung Zainuri.
Dilanjutkan praktik bersama membuat Eco enzyme yang terbuat dari sisa kulit buah segar yang bersih dengan dicampur bahan lain berupa molase dan air. (Kusnadi/KIM Berbah/toeb)