- Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA
- Jumat, 9 Agustus 2024 | 09:16 WIB
: Delsiana Gebze menyatakan turunkan angka stunting, Pemkab Merauke Llakukan Iintervensi melalui 14 OPD Pengampu
Oleh MC KAB MERAUKE, Minggu, 19 November 2023 | 06:29 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 224
Merauke, InfoPublik – Angka stunting di Kabupaten Meruake masih tergolong cukup tinggi yakni sekitar 23 persen atau di atas rata-rata angka stunting nasional 14 persen. Dalam rangka menurunkan angka stunting yang cukup tinggi tersebut berbagai intervensi dilakukan Pemerintah Kabupaten Merauke melalui 14 organisasi perangkat daerah (OPD) Pengampu yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Merauke.
‘’Ada 14 OPD Pengampu yang melakukan intervensi sesuai Amanat Peraturan Presiden Nomor 73 2021 terkait tim percepatan penurunan stunting,’’ kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Merauke Delsiana Gebze ditemui di sela-sela audit kedua stunting di Kabupaten Merauke, Kamis (16/11/2023).
Menurutnya, sesuai dengan aturan, audit terhadap intervensi yang dilakukan oleh 14 OPD Pengampu tersebut dilakukan sebanyak dua kali, dan pihaknya telah melakukannya. Pertama di bulan Agustus lalu dan yang kedua atau terakhir tersebut di November 2023.
Dikatakannya, untuk Dinas Kesehatan melakukan pengampul untuk bayi berumur 0-2 tahun dengan bobot 30 persen. Sementara untuk 70 persen lainnya diintervensi oleh 13 OPD pengampul lainnya. ‘Untuk intervensi bayi antara 0-2 tahun dilakukan di puskesmas terkait dengan pemberian makanan tambahan, ASI. Tapi tidak terlepas dengan OPD lainnya seperti sanitasi, perumahan itu juga harus dilihat dari Dinas Perumahan untuk anak-anak yang mengalami stunting,’’ jelasnya.
Delsiana menjelaskan bahwa melalui intervensi yang dilakukan lewat 14 OPD pengampu tersebut,pihaknya menargetkan penurunan angka stunting di Kabupaten Merauke setiap tahunnya sebesar 5 persen.
‘’Saat rembuk lokus kemarin, disepakati untuk penurunan stunting dari 23 persen itu kita targetkan turun 5 persen di 2023 dan tahun 2024 berikutnya turun lagi 5 persen sehingga nantinya sesuai dengan standar nasional 14 persen,’’ jelasnya.
Pihaknya telah menentukan intervensi atau penanganan tersebut dilakukan di 20 kampung setiap distrik yang stunting cukup tinggi dari 25 fasilitas kesehatan atau puskesmas untuk keluarga beresiko. ‘’Untuk 2024, kita sudah tentukan 31 kampung yang akan menjadi intervensi penurunan angka stunting,’’ jelasnya.
Dikatakan, dari evaluasi yang dilakukan selama ini sebenarnya untuk asupan gizi mulai dari kandungan sampai anak lahir cukup tinggi. Namun yang menjadi persoalan adalah pola asuh dengan kesadaran orang tua untuk mengurus dan menangani anak seperti apa ke Posyandu. ‘’Intervensi harus secara dini dilakukan untuk calon-calon pengantin.
Kebanyakan di kampung-kampung ini, banyak yang menderita anemia. Sehingga ketika hamil dan melahirkan otomatis bayi teridentifikasi stunting,’’ jelasnya.Angka stunting ini tidak hanya ditemukan di kampung-kampung namun yang ada di dalam kota.
Dimana untuk Kota Merauke, angka stunting terbanyak ditemukan di Kelurahan Samkai dan Karang Indah. Padahal alau dilihat dari gizi, kebanyak orang tua nelayan dan mencari ikan tawar baik ke laut dan rawa-rawa, jamban dan masalah air yang dikonsumsi.
‘’Penyebabnya, karena orang tua lebih banyak memberikan anak makanan instan seperti mie yang tidak bagus untuk pertumbuhan anak,’’ tambahnya.(McMrk/02/Ngr/Eyv)