: Pj. Sekretaris Daerah Nandar Munadi beserta tim Rapat Koordinasi Penanggulangan TBC di Provinsi Bengkulu, melambaikan telapak tangan sebagai simbolkomitmen stop TBC
Oleh PROVINSI BENGKULU, Kamis, 21 September 2023 | 12:09 WIB - Redaktur: Tobari - 60
Bengkulu, InfoPublik - Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah menargetkan sebanyak 90% dari kasus dapat terdeteksi berdasarkan nama dan alamat di tahun 2024.
Pj. Sekretaris Daerah Nandar Munadi mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu terus mendukung penanganan dan penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Provinsi Bengkulu.
Melalui rapat koordinasi sebagai sinergi antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dan lembaga-lembaga terkait seperti dinas kesehatan, pemberdayaan masyarakat desa, dinas sosial, baznas juga pemerintah kabupaten/kota untuk lebih mengintensifkan penanganan pasien TBC di Provinsi Bengkulu.
Nandar Munadi menjelaskan “Mudah-mudahan dengan koordinasi ini akan dilanjutkan dengan koordinasi intensif dari masing-masing dengan pihak sub di Bengkulu untuk melakukan penanganan di lapangkan," jelas Nandar.
Kepada masyarakat tersangka TBC Nandar meminta “Mudah-mudahan ke depan yang punya gejala-gejala penyakit Tuberkulosis ini mau diperiksa dan mau berobat, sehingga penanganannya akan lebih intensif," minta Nandar. Hal ini disampaikan usai Rapat Koordinasi Penanggulangan TBC di Provinsi Bengkulu, pada Rabu (20/9/2023).
Pj. Sekdaprov Bengkulu juga mengajak semua masyarakat untuk turut aktif, jika salah satu keluarganya atau dia sendiri mengalami gejala-gejala TBC untuk segera melakukan pemeriksaan di pusat kesehatan di daerahnya masing-masing.
Nandar menyebutkan masih banyak masyarakat atau pasien yang masih enggan untuk memeriksakan kesehatannya padahal gejala-gejalanya sudah terlihat.
Sementara itu Penabulu STPI (Stop TB Partnership Indonesia) - Manager Cabang Wilayah Tingkat Provinsi Bengkulu Merly Yuanda menjelaskan bahwa saat ini Penabulu STPI memiliki pelaksana program dan kurang lebih 30 relawan di Rejang Lebong dan Kota Bengkulu. Para relawan ini bertujuan untuk menemukan kasus Tuberkulosis, merujuk dan selanjutnya memastikan pengobatan hingga tuntas.
Merly Yuanda mengungkapkan "Kita ditemukan ada yang terpapar TBC kita akan mendampingi dan kita memberikan support per bulan ada anggaran Rp 600 Ribu kita berikan, tugas kami adalah mengkoordinasikan ini ke Pemerintah Daerah yang tentunya perlu bersinergi dengan instansi-instansi terkait," ungkap Merly.
Pada kesempatan itu Merly menyatakan bahwa program ini telah berjalan selama 3 tahun, hingga tahun ini kurang lebih 1.469 kasus yang telah dirujuk dari 2 area program yakin Rejang Lebong dan Kota Bengkulu.
Sedangkan yang sudah berhasil diobati berjumlah 17 orang. Menurutnya, akibat kultur budaya masih banyak masyarakat terindikasi TBC yang enggan untuk memeriksakan dirinya ke pusat kesehatan.
Merly memaparkan "Perbandingannya 1 orang bisa 20 orang yang terpapar, sedangkan pengobatannya butuh 6 sampai 8 bulan, kita berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Bazas, ketika pasien ini ditemukan tidak mampu maka di asasmen untuk segera dibantu, karena kondisi miskin tidak mampu maka itu tugas kita bersama pemerintah daerah," papar Merly. (Prov Bengkulu/toeb)