- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:09 WIB
:
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Rabu, 20 September 2023 | 08:40 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 39
ProbolinggoKab, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia memberikan sosialisasi penguatan respon masyarakat tentang peringatan dini bencana erupsi Gunung Api Bromo di Guest House Kraksaan pada Selasa (19/9/2023).
Kegiatan yang dihadiri oleh Bupati Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko, Kepala Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo M. Sjaiful Efendi dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo ini dihadiri oleh Oemar Sjarief ini diikuti oleh BPBD, Pemerintah Desa Ngadisari dan Fasilitator Daerah.
Bupati Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko menyambut baik penguatan respon masyarakat dalam suatu sistem penanganan bencana berbasis masyarakat. Hal ini sangat baik sekali karena masyarakat itu terlibat secara langsung dalam hal kebencanaan.
“Tentunya Pemerintah Daerah sangat senang sekali dengan adanya upaya ini. Sebab apapun bentuknya ini dalam rangka bagaimana masalah kebencanaan ini betul-betul bisa ditangani dengan baik,” katanya.
Dengan adanya pemasangan alat deteksi dini bencana erupsi Gunung Bromo jelas Bupati Timbul, maka BPBD bisa memantau semua aktifitas yang berkaitan dengan erupsi Gunung Bromo.
“Harapannya Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) juga turut memiliki kepedulian terhadap penanganan awal jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Bromo. Sebab TNBTS yang memiliki wilayah di Kawasan Gunung Bromo,”lanjutnya.
Bupati Timbul mengharapkan setelah pelatihan-pelatihan nantinya ada rekomendasi yang diberikan oleh BNPB baik kepada Balai Besar TNBTS, Pemerintah Kabupaten Probolinggo maupun Pemerintah Desa yang ada di wilayah Kawasan Gunung Bromo.
“Paling tidak dari rekomendasi tersebut, nantinya bisa bersama-sama melakukan penanganan bencana sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Sebab kita tidak hanya penguatan saja, tetapi juga harus ada intervensi,” terangnya.
Sementara Hesthy Widi Astuty selaku Analis Kebencanaan Ahli Muda Direktorat Peringatan Dini BNPB RI menyampaikan bahwa penguatan respon bagi masyarakat ini merupakan rangkaian setelah pihaknya memberikan hibah alat instrumen peringatan dini untuk penyebaran informasi kepada masyarakat, bukan alat pemantauannya.
“Selain alat, makanya kami mengadakan penguatan respon bagi masyarakat. Nanti dari situ kami membentuk tim siaga bencana langsung di desa titik alat itu berada dengan koordinator atau penanggungjawabnya dari kepala desa setempat. Jadi tidak hanya struktural tetapi kami juga mengintervensi kultural,” ujarnya.
Menurut Hesthy, untuk peringatan dini ini pihaknya sudah memasang satu tower yang berisi 8 toa. Kurang lebih toa itu kalau menyala bisa 4 hingga 6 kilometer tanpa barrier atau penghalang.
“Kami juga memasang repeater yang berguna sebagai penguat sinyal seperti BPBD kepada alat tersebut yang ada di lapangan. Karena kita tahu, posisi demografi banyak barrier bukit-bukit tinggi. Jadi itu akan kami pasang ada 3 alat, satu alat kontrolnya ada di BPBD, 1 repeater dekat dengan towernya Telkomsel dan satu lagi tower untuk 8 toa sendiri yang kecil-kecil,” jelasnya.
Hesthy menegaskan pihaknya sudah melakukan kegiatan yang merupakan prioritas nasional untuk pembentukan tim siaga bencana di daeah. Harapannya ini dapat direplikasi oleh daerah karena sifatnya stimulant. Daerah dapat mereplikasi baik melalui APBD maupun dari anggaran lainnya melalui kerja sama dengan lembaga usaha maupun lembaga non pemerintah lainnya.
“Hasil dari koordinasi dan audiensi dengan Kepala Daerah, kami akan mengurai dulu apa yang disampaikan tadi. Seperti wewenangnya TNBTS, KLHK maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dimana, termasuk memperkuat BPBD di daerah. Nanti kami bantu mencarikan solusinya bersama-sama,” tegasnya.
Terpisah Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief menyampaikan dengan adanya peralatan ini yang selanjutnya akan dihibahkan kepada Pemkab Probolinggo berupa early warning sistem (EWS) terkait dengan Gunung Bromo dan pelatihan oleh BNPB terhadap masyarakat, diharapkan ke depan masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi erupsi Gunung Bromo maupun bencana-bencana yang lainnya.
“Diharapkan ini tidak hanya berhenti disini, tetapi akan ada pengembangan-pengembangan terhadap komponen yang lainnya sehingga tidak hanya terkait dengan personil yang dilatih saja tetapi mereka juga akan mengembangkan kepada masyarakat yang lainnya. Dengan demikian seluruh masyarakat bisa lebih siap dan lebih tanggap di dalam menghadapi bencana,” harapnya. (MC Kab Probolinggo/wan/son)