WSIF Buka Kesempatan Investasi Mancanegara dan Kerja Sama Pariwisata Berkelanjutan di Sumbar

:


Oleh MC Prov Sumatera Barat, Selasa, 12 September 2023 | 15:43 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 58


Denpasar, InfoPublik  - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bekerja sama dengan Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar menyelenggarakan pertemuan West Sumatra Investment Forum 2023 (WSIF 2023) di Denpasar, Bali, Senin (11/9/2023).

Mengangkat tema "Green Investment for Sustainable Tourism", Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, penyelenggaraan WSIF di Bali bertujuan untuk memperkenalkan potensi investasi Ready to Offer Sumatra Barat ke Kadin Bali dan mitra pengusaha di Bali.

Penyelenggaraan kegiatan WSIF 2023 yang juga dibantu oleh Perwakilan Bank Indonesia Bali, PHRI, HIPMI dan Kadin Bali ini, turut menghadirkan sejumlah pengusaha dan calon investor lokal maupun mancanegara. Antara lain dari USA, Kanada, Rusia, Filipina, Malaysia, hingga Afrika Selatan.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubenur Sumbar Audy Joinaldy bersama empat bupati dari Pesisir Selatan, Agam, Pasaman dan Mentawai, memaparkan potensi investasi di kabupaten masing-masing.

"Potensi Sumbar dibuktikan dengan menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dan inflasi terendah di Sumatra hingga pertengahan tahun ini. Indikator ekonomi mikro dan makro Sumbar sangat mendukung investasi," ungkap Audy Joinaldy.

Menurut Audy, saat ini beberapa investor pada level medium sudah mulai masuk ke Sumatra Barat, namun masih dibutuhkan investasi dalam skala yang lebih besar lagi. Karenanya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menggelar forum-forum investasi guna mempromosikan potensi investasi yang ada di Sumatra Barat.

Diantara potensi investasi yang mendapat ekspos pada WSIF kali ini antara lain, KEK Mandeh, pengembangan industri gambir dan Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) di Pesisir Selatan; Taman Safari Canduang Koto Laweh dan Kereta Gantung Kawasan Wisata Maninjau di Agam; Planetarium Equator Bonjol, wisata alam Rimbo Panti dan pengembangan geothermal di Pasaman; serta pengembangan resort dan moda transportasi di lebih dari 70 spot ombak selancar terbaik di Kepulauan Mentawai.

Berkaitan dengan potensi investasi pariwisata itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia mengungkapkan, hingga pertengahan tahun 2023 ini, Sumatra Barat telah mencatatkan 5,6 juta kunjungan wisata ke berbagai destinasi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. 

Menurutnya hal ini turut didukung oleh masifnya pengembangan desa wisata di Sumbar. Di mana Sumatra Barat juga menjadi provinsi dengan desa wisata terbanyak ke empat di Indonesia, yaitu 326 desa. Ditambah lagi dengan adanya 9 geopark di 11 kabupaten dan kota, yang tiga di antaranya telah menjadi geopark nasional.

"Dengan beragam potensi dan penghargaan pengembangan desa wisata, geopark dan halal tourism, Sumbar layak disebut sebagai salah satu provinsi paling potensial bagi Green Investment for Sustainable Tourism," ujar Endang.

Sementara itu Ketua Kadin Bali Made Ariandi mengatakan, pihaknya sangat bersemangat untuk dapat berkolaborasi dengan Sumatra Barat. Menurutnya kerja sama dengan Kadin merupakan langkah yang sangat tepat, mengingat Kadin merupakan rumah bagi investasi mancanegara maupun antar provinsi.

Made Ariandi mengusulkan agar Sumatra Barat, maupun para bupati dan wali kota semakin mengintensifkan komunikasi dan kolaborasi dengan Kadin, guna menarik minat masyarakat investasi di Sumbar.

"Saya meyakini Sumatra Barat lebih indah dari Bali. Oleh karena itu, pemerintah harus membuat magnet bagi investor. Berikan kepastian usaha dan siapkan infrastruktur pendukung, kami siap membawa pengusaha dan investor yang ada di Bali ke Sumbar," kata Made Ariandi.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Adib Alfikri mengungkapkan, pemilihan Bali sebagai lokasi penyelenggaraan WSIF disesuaikan dengan tema "Green Investment for Sustainable Tourism". 

"Sebagai daerah wisata, Sumatra Barat berusaha mengambil manfaat dari provinsi Bali," ujar Adib.

Ia berharap melalui forum diskusi dan pertukaran informasi tersebut, dapat semakin menyebarluaskan peluang investasi, sekaligus menarik calon investor untuk menanamkan modal di Sumatra Barat, khususnya di bidang kepariwisataan dan green energi.

Pada kesempatan itu juga, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan Bali menandangani MoU sinergitas program perencanaan pembangunan daerah, guna optimalisasi pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.