:
Oleh MC Prov Sumatera Barat, Senin, 28 Agustus 2023 | 09:42 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 54
Padang, InfoPublik - Menindaklanjuti viralnya insiden sabotase yang dilakukan beberapa oknum mahasiswa saat kedatangan Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi ke UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) akhirnya pihak UIN menyampaikan klarifikasi.
Klarifikasi itu disampaikan secara langsung oleh Rektor UIN Bukittinggi Prof. Dr. Ridha Ahida, M. Hum, kepada Gubernur Mahyeldi, di Istana Gubernuran Sumbar, Rabu (23/8/2023) malam.
Rektor hadir bersama jajaran pimpinan universitas dan disambut langsung oleh gubernur, didampingi Asisten Administrasi Umum Andri Yulika dan Kepala Biro Adpim, Mursalim.
Dikutip dari akun Humas Sumbar, Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi, menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mempersoalkan insiden aksi oknum mahasiswa UIN Bukittinggi, saat dirinya memenuhi undangan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus tersebut pada Selasa 22 Agustus lalu.
"Alhamdulillah hari ini kita silaturahim. Kita juga membicarakan sekaitan peristiwa beberapahari yang lalu ketika saya diundang ke UIN Djamil Djambek, ada adek-adek mahasiswa kita yang menyampaikan orasinya sekaitan kejadian di Pasaman Barat. Padahal permasalahan itu sudah clear," ujar gubernur.
"Jajaran kepolisian pun sudah menjelaskan. Tidak ada masalah. Justru kita sekarang berupaya bagaimana keamanan, ketenangan masyarakat kita disana. Insyaallah dengan silaturahim ini kita sama-sama bersinergi memberikan yang terbaik untuk Sumatra Barat," sambung gubernur.
Sementara itu, Rektor UIN Bukittinggi juga menyampaikan apresiasi atas pertemuan tersebut.
"Terima kasih kami sudah diterima Bapak Gubernur untuk bersilaturahim sekaligus meluruskan berita yang beredar. Adalah tidak benar seluruh berita yang disebarluaskan," jelas Ridha.
"Terima kasih kami tadi sudah diberi kesempatan untuk bertemu dengan delegasi negara Kuwait untuk peluang pengembangan SDM, kemahasiswaan dan kelembagaan," lanjutnya.
Sebelumnya, melalui video klarifikasi dari Pihak UIN Bukittinggi, Dr. Ridha juga menyampaikan permohonan maaf.
"Kami seluruh keluarga besar UIN Bukittinggi menyatakan permohonan yang dalam dan sangat menyesalkan kejadian ini terjadi di UIN Bukittinggi yang islami yang sangat menghormati tamunya," ujar Ridha.
"Sesuai kode etik kemahasiswaan, serta ketentuan perguruan tinggi, kami dengan komitmen yang tinggi akan melakukan tindakan sesuai ketentuan tersebut," tambahnya.
Melalui video berdurasi 3,34 menit tersebut, rektor juga menjelaskan kronologis kejadian dan menyatakan dengan tegas bahwa tidak benar ada pengusiran terhadap gubernur.
"Adalah tidak benar adanya pengusiran terhadap Bapak Gubernur. Hal yang sesungguhnya terjadi adalah, Bapak gubernur meninggalkan student center bersama unsur pimpinan ke masjid untuk melaksanakan shalat ashar," jelas Ridha.
"Adalah tidak benar, jika ini dilakukan seluruh mahasiswa. Peristiwa ini dilakukan dan mengatasnamakan dema (dewan mahasiswa)," sambungnya.
Permintaan maaf rektor juga disampaikan melalui sepucuk surat bernomor: B-3394.I/Un.26/HN.00/08/2023 tertanggal 22 Agustus 2023.
"Kami menyampaikan permintaan maaf dan rasa penyesalan yang mendalam atas peristiwa aksi sabotase yang dilakukan oleh beberapa oknum Dema UIN Bukittinggi dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)," demikian bunyi surat tersebut.
Pihak UIN Bukittinggi mengaku tidak menduga dan tidak memprediksi peristiwa akan terjadinya peristiwa yang merusak dan mencoreng nama baik UIN Bukittinggi tersebut.
"Terus terang, kami sedikit pun tidak menduga dan tidak memprediksi akan terjadinya peristiwa yang merusak dan mencoreng nama baik UIN Bukittinggi juga Bapak sebagai pribadi dan Kepala Daerah," bunyi surat itu lebih lanjut.
Dalam surat itu, rektor juga menjelaskan terkait dengan oknum Dema yang terlibat dalam aksi tersebut, sedang dalam proses untuk diambil tindakan tegas.
"Terkait dengan oknum Dema yang terlibat dalam aksi tersebut, sedang dalam proses untuk diambil tindakan tegas sesuai dengan Kode Etik Mahasiswa UIN Bukittinggi," ungkap rektor dalam surat itu.(doa/Diskominfotik Sumbar)