:
Oleh MC KAB BLORA, Senin, 14 Agustus 2023 | 17:01 WIB - Redaktur: Tobari - 265
Blora, InfoPublik - Gebrakan Bupati Blora H. Arief Rohman dalam rangka mencegah stunting pada bayi di bawah dua tahun (Baduta) dengan melaksanakan Gerakan Sedekah Telur (GST) patut mendapatkan apresiasi positif.
Hal itu termasuk langkah cerdas dan jitu yang mampu membumikan jurus 5M bukan untuk mengendalikan Covid-19, tapi 5 M disini dimaknai bahwa kebijakan GST (Gerakan Sedekah Telur) itu mudah dilaksanakan, murah biayanya, memotivasi kepedulian, membangun kerukunan dan mantap dalam pengendalian stunting.
Apalagi kegiatan dilaksanakan setiap hari Jumat sebuah hari yang diyakini merupakan hari yang penuh keutamaan dan keberkahan.
Potensi ASN di Kabupaten Blora 9.000 lebih dan setiap ASN tiap hari Jumat mengumpulkan hanya sebuah butir telur ayam di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing.
Telur yang terkumpul disetiap OPD nantinya akan disalurkan kepada keluarga yang kurang mampu yang memiliki bayi rawan stunting dibawah dua tahun sebagai tambahan makanan menu bergizi.
Menurut Gus Arief panggilan sehari-hari bahwa telur-telur yang terkumpul dari GST bukan untuk dikonsumsi kepada orang tua namun ke sasaran anak-anak baduta dengan harapan untuk memenuhi gizi agar tercukupi.
Keseriusan Bupati Blora dalam menangani percepatan penurunan stunting ternyata memperoleh perhatian dari pemerintah pusat terbukti dengan telah diberikan penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) kepada Bupati Blora Arief Rohman dan Ketua TP PKK Kabupaten Blora Ainia Sholichah di awal bulan Juli 2023.
Berkenaan dengan upaya penanganan stunting tersebut mengingatkan kembali peristiwa masa lalu sekitar tahun 2001 awal pelaksanaan otonomi daerah sedang ramai-ramainya pemerintah mengatasi gizi buruk masyarakat.
Saat itu ia berkesempatan memberikan spirit kepada para Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam pembinaan kepada masyarakat petani agar diselipkan materi pembinaan untuk mengatasi gizi buruk dengan anjuran mengkonsumsi menu makanan "GODOK" (Sego Endok atau nasi telur).
"Kalau di Blora praktisnya sego pecel menu bergizi lengkap murah meriah,” kata mantan Kepala Dinas Pertanian Blora, Bambang Sulistya, Senin (14/8/2023).
Dirinya merefleksi, bahwa alam keluarga yang kurang mampu biasanya untuk makan sehari tiga kali tentu mengalami kesulitan. Karena ketersedian beras terbatas sebagai sumber karbohidrat berupa nasi dan keterbatasan sumber protein berasal dari telur ayam.
Sehingga untuk mengatasi gizi buruk secara sederhana dan praktis saat itu hanya menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan godok.
“Sego atau nasi berasal dari beras merupakan sumber karbohidrat yang memiliki manfaat sebagai sumber energi bagi tubuh dalam menjalankan berbagai fungsi dan untuk melakukan aktifitas setiap harinya,” tuturnya.
Sementara endok atau telur sebagai sumber protein yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh manusia utamanya untuk anak anak dibawah usia dua tahun .Sehingga sangat tepat bila saat ini Blora digelorakan Gerakan Sedekah Telur (GST) untuk membatu keluarga yang anaknya mengalami stunting.
Namun disisi lain apakah di dalam keluarga yang tidak mampu ketersedian beras masih tercukupi. Kalau belum tercukupi ada baiknya digulirkan Gerakan Sedekah Telur dan Bera s(GSTB) kepada masyarakat yang kurang mampu supaya bisa menikmati Godok (Sego -Endok) setiap harinya. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).