Berkurban Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah dan Manusia

:


Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Rabu, 28 Juni 2023 | 14:45 WIB - Redaktur: Tobari - 283


Subulussalam, InfoPublik - Berkurban menjadi sarana atau perantara mendekatkan diri hamba kepada Allah SWT dan peduli kepada sesama manusia, kata DR. Sabaruddin, S.PdI, M.Sos saat memberikan khutbah salat Iduladha 1444 H yang berlangsung di halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Subulussalam, Rabu (28/6/2023).

Dihadapan jemaah salat Iduladha, DR. Sabaruddim, yang kesehariannya menjalankan tugasnya sebagai Ketua Baitul Mal Kota Subulussalam diawal khutbahnya mengatakan  bahwa dengan bertakwa yang sesungguhnya maka Allah akan mengeluarkan dari segala kesusahan.

Persoalan yang dihadapi hambanya dalam mengarungi dunia, akan  Allah mudahkan, dan berikan rezeki  yang tak diduga-duga. Nikmat yang Allah berikan kepada manusia haruslah kita syukuri dengan sebaik-baik bersyukur.

“Taat dan patuhlah kepala Allah dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,“ ujarnya.

Nikmat Allah berikan kepada kita tak akan bisa di hitung-hitung. Nikmat sehat, nikmat bernafas, nikmat kebahagiaan, nikmat iman dan nikmat-nikmat lainnya yang mungkin dirasa. Maka penting bagi semuanya untuk kontemplasi atau merenunginya.

Di antara rasa syukur adalah berkurban. Kata kurban dasarnya adalah Qoroba artinya dekat. Maknanya adalah dengan berkurban mendekatkan diri kepada Allah dan mendekatkan diri dengan sesama manusia.

Mendekatkan diri dengan Allah, di antara ibadahnya adalah menunaikan salat dan ibadah lain untuk mendekatkan diri dengan sesama manusia yakni berkurban.

Banyak faedah yang dirasa kalau kita menjalankan ibadah salat dengan khusuk dan ikhlas karena Allah termasuk juga berkurban dengan ikhlas karena Allah.

Lebih lanjut DR. Sabaruddin mengingatkan kepada jemaah agar jangan menjadi pendusta agama. Siapakah pendusta agama itu, adalah mereka yang merusak hubungan dengan Allah dan merusak hubungan dengan manusia, imbuhnya.

Berkaitan dengan kurban, sebaiknya daging kurban itu diberikan haknya terlebih awal kepada yang berkurban untuk merasakan dagingnya selanjutnya dibagikan kepada yang lain.

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanganan stunting, semoga dengan adanya kurban dan dibagikan kepada keluarga stunting dapat membantu menambah nutrisi bagi mereka, ucapnya.

Sementara kegiatan haji pada saat di Arafah, semua jemaah melakukan kontemplasi atau merenungi dengan ibadah dan zikir. Maka penting setelah merenungi ditindaklanjutinya dengan eksekusi atau bergerak.

Ada tantangan dan godaan ketika kita akan melangkah ke arah yang baik yakni adanya gangguan syaitan. Syaitan itu berada pada diri kita, keluarga atau pasangan dan anak dan komunitas atau lingkungan.

Inilah yang mesti lawan, diberantas dan perangi, karena akibat godaan dari diri, keluarga dan lingkungan dapat menjerumuskan kita ke neraka.

Dr. Sabaruddin pun tak lupa mengingatkan di tahun politik untuk menjaga diri dari perbuatan buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain dan menyebarkannya karena bertujuan untuk merusak karakter, citra dan pribadinya, karena itu semua adalah perbuatan syaitan.

Maka rangkaian ibadah haji adanya lempar jumrah adalah bagian dari mengusir atau melawan syaitan yang selalu mengganggu umat manusia, kilahnya.

Dalam khutbah akhir ia mengajak jemaah salat Iduladha untuk selalu merenungi sejauh mana hubungan baik dengan Allah dan manusia, tuturnya. (MC Kota Subulussalam/toeb)