:
Oleh MC KOTA BANJARBARU, Rabu, 21 Juni 2023 | 22:16 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 82
Banjarbaru, InfoPublik - Program RT Mandiri yang digalakkan Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, dan Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono, terbukti membuahkan hasil.
Program yang memberikan dana hibah bantuan sebesar 75 Juta kepada Pokmas (Kelompok Masyarakat), bertujuan untuk menjadikan warga di tingkat RT, menjadi mandiri secara ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan warga, dengan cara menjalankan usaha di tingkat RT dalam suatu wilayah.
Pokmas Ngudi Rahayu yang bertempat di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, berhasil mengelola dana RT Mandiri, dan telah meraup keuntungan sebesar Rp 170 Juta.
“Kami terpilih pokmas RT Mandiri tahun 2022 kemaren, hampir 1 tahun ini Alhamdulillah sudah menghasilkan sekitar 170 juta, jadi kami nomor 1 di Banjarbaru Alhamdulillah,” kata Ketua Pokmas Ngudi Rahayu, Sagim, saat ditemui tim Media Center Banjarbaru, di kebun Pokmas Ngudi Rahayu, Rabu (21/06/2023).
Sagim membeberkan, kunci sukses Pokmas Ngudi Rahayu yaitu kekompakan antar anggota Pokmas.
“Kunci sukses dari Kelompok Tani Ngudi Rahayu yaitu tidak mengenal lelah dan kompak,” imbuhnya.
Selain kompak, Sagim juga mengatakan, sistem tanam yang digunakan pokmasnya yaitu tanam tumpang sari.
“Jadi habis panen melon, langsung cabe, tidak begitu selang lama, bahkan 1 kali olah tanah bisa 3 sampai 4 kali panen,” ucapnya.
Selain menanam melon, Sagim juga menjelaskan, Pokmas Ngudi Rahayu juga menanam cabe, tomat, sayur-sayuran yang lain seperti kacang, hingga bawang prei.
“Untuk pemasaran kalau harga lagi tinggi di tengkulak, tapi kalau lagi turun kami wisatakan,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu anggota Pokmas Ngudi Rahayu, Hendri, mengaku telah mendapatkan manfaat yang besar dari program RT Mandiri.
“Terimakasih sekali kepada Pak Wali, kami sebagai petani sangat merasakan manfaatnya luar biasa, karena yang menikmati RT Mandiri ini bukan hanya petani saja, dengan membuka lahan yang lebih luas tentunya kita perlu tenaga kerja yang banyak,” akunya.
Ia menjelaskan, untuk penanaman melon, memerlukan waktu selama 2 bulan.
“Persiapan lahan 1 bulan, mulai pasca tanam hingga panen itu 60 hari, saat ini yang tahan virus di wilayah kita melon jenis Amanda,” jelasnya.
Disisi lain, Petani Melon, Matsubari, menginginkan, Pemerintah lebih memperhatikan petani.
“Sekali panen dapat 10 ton, tapi itu kurang normal, normalnya 15 ton, saya harapkan Pemko lebih memperhatikan petani, cari pupuk gampang dan murah,” tutupnya. (Orz/Jongs/Hfz/MedCenBJB)