:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Rabu, 21 Juni 2023 | 05:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 56
Sumbawa Barat, InfoPublik — Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo mengapresiasi progres pembangunan pabrik smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Konstruksi pabrik ini diharapkan tuntas sesuai rencana pada Mei tahun 2024 mendatang.
‘’Kedatangan saya untuk memastikan progres lapangan sesuai perencanaan dan selesai pertengahan tahun 2024,’’ ujar Presiden Jokowi saat meninjau dan melihat dari dekat area konstruksi pabrik smelter di Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Selasa (20/3/2023).
Kunjungan singkat presiden ke lokasi smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara itu juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, Menteri BUMN, Erick Tohir serta Menteri Investasi (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal), Bahlil Lahadalia. Ada juga gubenur NTB, Zulkiflimansyah dan Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin.
‘’Bersama menteri terkait, saya ingin memastikan konstruksi di lapangan tetap berjalan dan selesai tepat waktu,’’ katanya.
Laporan yang diterima pemerintah, saat ini progres pembangunan pabrik pemurnian tembaga dan emas itu mencapai 51,63 persen. Di lapangan presiden juga melihat dari dekat proses persiapan konstruksi dan pondasi pabrik sesuai jadwal.
‘’Perhitungan terakhir progresnya sudah mencapai 51 persen lebih. Persiapan konstruksi seperti pondasi semuanya berjalan,’’ ujarnya.
Meski baru pertama melihat langsung lokasi smelter di Sumbawa Barat, presiden berulang kali menekankan kebijakan hilirisasi industri yang saat ini sedang diupayakan pemerintah. Hilirisasi untuk meningkatkan perkonomian nasional.
‘’Kapasitas smelter di KSB kurang lebih 900 ribu ton. Turunan produk ini dalam bentuk katoda tembaga. Saya harap turunan-turunan lainnya bisa dilakukan di sni,’’ harapnya.
Sebagai kawasan industri pemurnian tembaga harapan terbesar masyarakat NTB khususnya KSB ke depan, kawasan tersebut ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertambangan, mengingat kawasan industri yang ada saat ini masuk RPJMN 2020-2024 dan itu berakhir pada tahun 2024 mendatang. Presiden menegaskan, industrialisasi yang sedang dilakukan pemerintah saat ini dilakukan secara nasional.
‘’Ekosistem besar yang dibangun ini akan menjadi lompatan besar kita dari negara berkembang menjadi negara maju,’’ tambahnya.
Bupati Sumbawa Barat H. W. Musyafirin yang ikut mendampingi presiden RI menyambut positif kehadiran orang nomor satu Indonesia ini. Kehadiran presiden, kata bupati merupakan bentuk keseriusan pemerintah pusat melakukan hilirisasi industri, khususnya di Sumbawa Barat.
‘’Progres 51,63 persen yang dilaporkan perusahaan tadi sudah dilihat dan ditinjau langsung bapak presiden. Saya optimis, pembangunan smelter di KSB ini akan lebih cepat dibanding konstruksi smelter di Gresik. Meskipun smelter disana lebih dulu dimulai,’’ ujarnya.
Bupati mengakui, muncul desakan dan harapan masyarakat KSB tentang keberlanjutan kawasan industri ini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertambangan dan tidak terbatas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020.
‘’Tadi disela-sela mendampingi presiden, Menteri Investasi sudah menjanjikan akan segera menyusun aturan turunan untuk itu,’’ katanya.
Bupati mengucapkan terimakasih kepada presiden, karena ini kali ketiga kepala negara berkunjung ke Sumbawa Barat.
‘’Tadi sebelum presiden lanjut ke smelter gresik, saya sampaikan masih sekali lagi datang ke KSB karena ada bendungan Tiu Suntuk yang harus diresmikan. Beliau janjikan akan datang lagi akhir tahun,’’ tutupnya. (diskominfoksb)