:
Oleh MC KABUPATEN TUBAN, Kamis, 8 Juni 2023 | 14:50 WIB - Redaktur: Juli - 127
Tuban, InfoPublik - Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban untuk berinovasi dan melakukan pengembangan tentang cara penyampaian program stunting kepada masyarakat.
Pasalnya, hasil penanganan stunting selama ini dinilai masih kurang efektif dalam satu tahun terakhir. Akibatnya, penurunan angka stunting masih sangat kecil.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Tuban saat membuka acara Rembuk Stunting di Ruang Rapat Lantai 3 Setda Tuban, Kamis (8/6/2023).
Menurutnya, seluruh program secara menyeluruh telah berjalan dengan baik, namun diperlukan model pendekatan yang lebih kreatif dan dekat dengan pemahaman masyarakat. Pendekatan yang dilakukan saat ini, terang bupati, masih tidak familiar di kalangan masyarakat awam. Istilah-istilah akademis harus disederhanakan agar mudah dipahami.
"Cara penyampaian perkara stunting masih terlalu kaku, sehingga membosankan hingga tidak dipahami dengan baik, maka dari itu melibatkan semua unsur tokoh masyarakat yang berpengaruh di kalangan warga di situ," ujarnya.
Metode yang digunakan harus bisa mengena kepada masyarakat, bisa lewat pendekatan budaya, atau masuk ke pengajian. "Misalnya, ajak Bu Nyai, Pak Yai untuk sampaikan pentingnya penanganan stunting. Atau ke acara arisan," jelasnya.
Ia juga menekankan, penyelesaian masalah stunting diperlukan koordinasi dan sinergi yang intensif antar-OPD dan lembaga, dengan adanya rembuk stunting yang melibatkan pihak terkait seperti camat, kepala Puskesmas, OPD terkait, GOW, hingga akademisi, diharapkan dapat melahirkan kebijakan nyata yang bisa diimplementasikan secepatnya dan efektif.
Bupati juga menyampaikan, evaluasi kegiatan harus terus dilakukan, agar muncul metode penyelesaian baru yang adaptif dan dekat dengan masyarakat. "Makanya, acara seperti ini jangan seremonial, namun harus ada output nyata setelah ini. Saya menunggu ide-ide dan inovasi baru bapak-ibu," tegasnya.
Disebutkan saat ini, angka stunting di Kabupaten Tuban masih 24,9 persen. Ia menargetkan turun menjadi 17 persen pada akhir 2023 dan 14 persen pada 2024 sesuai target nasional.
"Siap bapak-ibu semua? Saya harap ada penurunan langsung di akhir tahun ini," tanya dia kepada seluruh tamu undangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo mengatakan, segera melaksanakan instruksi Mas Bupati untuk melakukan metode pendekatan budaya kepada masyarakat pada program penurunan angka stunting. "Iya, segera kita laksanakan dengan Forkopimka masing-masing, agar lebih memasyarakat," ungkapnya.
Perihal target, Bambang yakin bisa mencapai angka 17 persen akhir tahun ini. "Semua program akan secara maksimal kita lakukan, agar angka penurunan terjadi secara signifikan," kata Bambang.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Forkopimda, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sekda Budi Wiyana, Kepala OPD, camat, Ketua TP PKK, Bunda Paud Kabupaten Tuban, seluruh organisasi wanita lintas sektor di Kabupaten Tuban, pimpinan perusahaan, rumah sakit, akademisi, kepala Puskesmas, bidan desa, hingga desa lokus stunting, serta seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban.
Dalam acara tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan pernyataan komitmen bersama pelaksanaan percepatan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Tuban oleh seluruh Forkopimda, Kepala OPD, dan segenap TPPS Kabupaten Tuban. (nurul jamilah/hei)