:
Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Sabtu, 27 Mei 2023 | 06:14 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 306
Boven Digoel, InfoPublik - Di Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi momentum yang tak terlupakan bagi salah seorang anak cucu guru-guru Perintis di Papua selatan ( guru asal Maluku, Kei dan Tanimbar yang di kirim oleh misi gereja katholik ke Papua Selatan 1906-1950 ) Dia adalah Alfons Tamnge dimana Dia menerima sebuah penghargaan dari Pemerintah Provinsi Papua Selatan.
Hal ini diberikan sebagai wujud dedikasinya sebagai perkembangan dan pemerhati seni budaya di Provinsi Papua Selatan Khususnya Di garis batas RI-PNG yaitu di Kabupaten Boven Digoel.
Sebagai Seorang Putra Papua Selatan yang berada di garis Batas RI-PNG Alfons Tamnge, mendedikasikan dirinya untuk pengembangan seni budaya dan pemerhati seni budaya di Provinsi Papua Selatan khususnya di Kabupaten Boven Digoel.
Saat ditemui di ruang kerja (25/05/23) terkait penerimaan penghargaan yang diterima Alfons Tamnge mengatakan penghargaan yang kami dapat adalah dalam rangkah meneriahkan hari Kebangkitan Nasional yg ke-115 Tahun 2023 di Provinsi Papua Selatan, dalam acara tersebut juga ada penganugerahan bagi Seniman Papua Selatan yg dianggap mendedikasikan dirinya untuk pengembangan seni budaya dan pemerhati seni budaya di Provinsi Papua Selatan
Lanjutnya dalam penerimaan penghargaan ini bukan hanya saya sendiri tapi ada ada beberapa seniman dan budayawan yang menerima penghargaan yaitu Harry Letsoin (Black Sweet) , Ian Gebze (Abresso Band), Alfons Tamnge (Boven Digoel), Bertha Bagre Septina Layaan, dan Benny Talubun.
"Panitia "Big Reggae Party" Provinsi Papua Selatan, bekerjasama dengan CEO PT. ADHI TRENGGINAS dengan mendatangkan artis Reggae Papan atas Amerika "Quino Big Mountain," ujarnya.
Pria dengan sapaan Sony Tamnge ini mengungkapkan tidak menduga bahwa akan mendapatkan penghargaan ini, karana panitia hanya menghubungi untuk mengirimkan Curriculum Vitae dan puji Tuhan saya masuk nominasi dan mendapatkan penghargaan.
"Sebagai salah satu seniman, saya berkipra di bidang seni khususnya seni musik sejak di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Merauke dan di Perguruan Tinggi di Jayapura tergabung dalam band kampus mau di luar kampus sebagai penabuh drum dan sekaligus vokalis," ungkapnya.
Dengan bermodal pengalaman di bidang seni khususnya di seni musik sejak duduk di SMA sehingga banyak telah karya- karya yang telah di buat khususnya karya seni musik di Boven Digoel.
"Karya-karya tersebut yaitu sebagai Perintis Group Band Boven Digoel (YA’MUNE BAND dan AUDI BAND) recording album lagu Bahasa daerah Boven Digoel di Jakarta, Rembuatan HAK Cipt pada KCI (Karya Cipta Indonesia) bagi composer dan NSP (Nada Sambung Pribadi) Pertama Papua untuk Indonesi Tahun 2006-2008," ujarnya.
Selain itu juga Sony juga mengungkapkan pendiri LSM Matahari Papua Bergerak di bidang layanan pengurusan Hak Cipta dan dukungan Peralatan music acustic dan peralatan seni Bagi Sanggar Budaya di Kab.Merauke, Mappi, Asmat,Boven Digoel, Timika Tahun 2012.
Sebagai salah cucu guru perintis saya tidak lupa membuat inisiator pencetakan Pembuatan Buku “SUKA DUKA KEHIDUPAN DI RUMAH PANGGUNG” Karya Bpk.Cornelis Ngarbingan yang di daur ulang dari diktat, menjadi Buku yang terbit di percetakan Canisius Yogyakarta Buku ini menceritakan tentang guru-guru perintis dan anak guru perintis yang didik berpola asrama di Papua Selatan Tahun 2019.
Masih banyak Karya-karya yang telah di lakukan dan yang terakhir sebagai Sekretaris pada Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) Kabupaten Boven Digoel Periode Tahun 2019-2024
Sebagai sekretaris DKTP Sony mengungkapkan mengambil beberapa péran yaitu inisiator Pembuatan SSH (Standar Satuan Harga) Bagi pekerja seni di Kabupaten Boven Digoel,inisiator dan perancang Pembuatan Regulasi berupa Raperda Pelindung dan Pelestarian Budaya Boven Digoel Bersama DR.Guntur Ohoiwutun,SH.MH, sebagai pengurusan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) serta membangun wadah kreasi seniman Boven Digoel atau “RUMAH KRIBO” (Rumah Kreasi Rombongan Seniman Boven Digoel).
Pria yang sekarang ini menjabat sebagai kepala bidang Persandian dan Statistik di dinas Kominfo Boven Digoel ini dalam bekerja memiliki motto yaitu "setiap tetes keringatku adalah mutiara bagi rakyat".
"Penghargaan ini juga di persembahkan buat masyarakat Boven Digoel, terutama lima suku besar, yaitu, Wambon, muyu, auyu, kombay koroway."
Ia juga berharap kepada seniman Boven Digoel agar tetaplah berkarya tetap eksis menyumbangkan karya-karya Jangan pernah putus asa karena pasti ada jalan yang terbaik dan untuk hari ini kita menuju ke ekonomi kreatif segala daya upaya yang kita buat baik dari diri pribadi maupun kelompok-kelompok yang ada di sini kita punya harga jual yang agak menopang kehidupan kalian menuju kesejahteraan. (MC Boven Digoel/DIA).