:
Oleh MC KOTA PADANG, Jumat, 14 April 2023 | 05:51 WIB - Redaktur: Kusnadi - 64
Padang, InfoPublik - Guna menggiatkan advokasi serta sosialisasi Crash Program Polio (CPP), Puskesmas Ambacang, Padang menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat. IDAI Sumbar memberikan penyuluhan kepada kader posyandu untuk masyarakat, di Gedung KAN Kuranji, Kamis (13/4/2023).
Dalam penyuluhan itu, dokter spesialis anak, Asrawati, menyampaikan perjalanan dan pengetahuan yang didapatkan selama pelaksanaan CPP.
“Sepengetahuan kami, kami tidak menemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Polio yang berat. Baik di Kota Padang maupun Sumatera Barat, semua berjalan dengan lancar,” ucap Asrawati.
KIPI Polio atau reaksi tubuh dari pasien yang tidak diinginkan setelah diberikan vaksinasi terhadapnya. Disampaikannya, jika ditemukan KIPI, dapat memberikan laporan kepada tenaga kesehatan terkait.
“Jika ada, jangan sungkan untuk melaporkan secara resmi. Resmi dalam artian melalui puskesmas, dinas kesehatan, serta rumah sakit yang mana terdapat tim KIPI dan dokter anaknya. Agar nantinya dapat ditangani dengan baik,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan, Sumatera Barat memiliki target pelaksanaan CPP sebesar 95 persen. Namun, hal tersebut belum memuaskan, dikarenakan masih berada di bawah angka 70 persen.
“Kita harus catch-up ‘mengejar’. Kerjasama dari setiap stakeholder yang ada. Tidak hanya Dinas Kesehatan (Dinkes), tenaga kesehatan (Nakes), tapi juga semua elemen masyarakat,” ajaknya.
Melalui kerjasama yang nantinya dibangun oleh seluruh aspek, tentunya Kota Padang, Sumatera Barat dapat mencapai target yang diberikan.
“Polio ini adalah penyakit yang berbahaya bagi anak kita. Bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup. Untuk itu, kita harus jaga anak kita, penuhi haknya untuk hidup dan tumbuh kembang secara optimal,” jelasnya.
Selain memberikan pemahaman mengenai bahaya polio, juga dilangsungkan program GerAkan poSyandu Putus pOLio (GASPOL). Disampaikan pula bahwa vaksinasi yang diberikan terhadap anak dalam mencegah polio.
“Vaksin yang diberikan itu sebanyak satu dosis bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV). Satu dosis Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV). Untuk bOPV, sasarannya kepada seluruh anak usia 0-59 bulan. IPV kepada seluruh anak usia 4-59 bulan,” tambahnya.
Kepada masyarakat yang memiliki bayi, diharapkan dapat membantu, bekerjasama untuk target yang ada. Apalagi dalam hal menangani penyakit yang dapat ditangangi dengan vaksinasi.
“Kepada seluruh ibu yang memiliki bayi. Dari masa konsepsi sampai seribu hari kehidupan, diharapkan bisa memberikan kondisi yang optimal. Seperti ASI ekslusif sampai 6 bulan, kemudian MPASI, selanjutnya lakukanlah pemeriksaan pertumbuhan anak secara rutin ke posyandu,” tuturnya. (MC Padang/Charlie/Marajo)