:
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Sabtu, 8 April 2023 | 19:33 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 353
Raja Ampat, InfoPublik- Memperingati Hari Raya Jumat Agung atau peringatan wafatnya, Isa Almasih, Kolaborasi Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Stasi Sta. Maria Mater Dei dan Persekutuan Anggota Muda Gereja Kristen Injili di Tanah Papua, Jemaat Tasik Tiberias Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat melaksanakan tablo atau visualisasi kisah sengara dan penyaliban Tuhan Yesus Kritus, Jumat (7/4/2023).
Sebagaimana yang dipantau jurnalis infopublik, kegiatan tablo yang mengambil titik start di Pantai Waisai Torang Cinta, Distrik Kota Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat tersebut diikuti ratusan umat Nasrani Kota Waisai, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Juga Nampak sejumlah remaja masjid Kota Waisai.
Mengawali kegiatan tersebut, Ketua Dewan Stasi Sta. Maria Mater Dei Raja Ampat, Fransiskus Jemarus mengapresiasi kepada seluruh pemeran dan semua umat yang hadir. Dirinya mengakui kegiatan tablo tersebut untuk menghadirkan kembali peristiwa 2000 tahun silama, dimana Yesus diadili dan disiksa memikul salib untuk menebus dosa manusia.
Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Perayaan Paskah 2023, Gereja Stasi Sta. Maria Mater Dei-Raja Ampat, AKP. Reynold Resilolo. Renold mengakui sebagai bagian dari perayaan paskah, khususnya Jumat Agung maka Tablo tersebut sebagai wadah merefleksikan kembali kenangan akan sengsara Tuhan.
Selaku ketua panitia, dirinya menyampaikan terima kasih kepad OMK dan PAM GKI Jemat Tasik Tiberias yang telah terlibat aktif dalam Drama Kisah Sengsara dan Penyaliban Tuhan Yesus tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua PGMJ Tasik Tiberias, Penatua Frits Feliks Dimara berharap selain meningkat iman umat, kegiatan tersebut diharapkan memupuk semangat toleransi antar umat beragama. Dirinya menyambut baik kerja sama pemuda katolik dan Jemat Tasik Tiberias yang melaksanakan drama kisah sengsara dan penyaliban Tuhan Yesus tersebut.
“Apa yang kita lakukan ini disaksikan alam. Dan saya berharap kita tetap menjaga toleransi karena dalam umat muslim juga saat ini sedang menjalankan ibadah puasa,”ujar Frits Feliks Dimara.
Jalannya Drama Kisah Sengsara Tuhan Yesus
Kegiatan tablo atau drama yang dimulai pukul 11.30 WIT tersebut diawali dengan penangkapan Yesus, yang diperankan Rico Pede, salah seroang pemuda Katolik Raja Ampat di taman Getsemani oleh prajurit dan penjaga bait Allah .
Mereka datang bersama Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus. Peristiwa ini tidak mengejutkan Yesus karena Ia sudah tahu apa yang akan menimpa diri- Nya.
Namun, para murid yang berada di situ bersama Yesus tidak memahami maksud dari peristiwa itu sehingga mereka berusaha melawan untuk melindungi Yesus. Bahkan, Petrus memotong telinga salah seorang hamba imam besar. Akan tetapi Yesus menegur Petrus dan merelakan diri-Nya ditangkap oleh para prajurit dan penjaga bait Allah.
Setelah ditangkap, Yesus dihadapkan kepada Hanas dan Kayafas, imam besar untuk dimintai keterangan mengenai pengikut dan ajaran-ajaran-Nya. Saat itu Yesus menunjukkan bahwa Ia tak bersalah atas tuduhan kepada-Nya. Pada saat yang bersamaan, Petrus menyangkal Yesus tiga kali.
Pada penyangkalannya yang ketiga, berkokoklah ayam dan teringatlah Petrus akan perkataan Yesus kepadanya. Karena tidak menemukan kesalahan pada Yesus, para imam kepala bersama tua-tua dan ahli Taurat bersepakat untuk membawa-Nya ke gedung pengadilan.
Di sana Yesus dihadapkan kepada Pilatus, yang diperankan salah satu pemuda PAM Tasik Tiberias. Kemudian Pilatus menanyai Yesus perihal kerajaan- Nya tetapi Yesus tidak memberi jawaban secara langsung atas pertanyaan itu. Yesus baru memberikan jawaban secara langsung atas pertanyaan kedua dari Pilatus.
Dari hasil penyelidikan tersebut, Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun dari Yesus. Maka Pilatus berniat untuk membebaskan Yesus. Namun, orang banyak lebih memilih Barabbas untuk dibebaskan daripada Yesus. Lalu Pilatus mengambil Yesus untuk diselidiki bahkan didesak, tetapi Pilatus tetap saja tidak menemukan kesalahan apapun pada Yesus.
Sebanyak tiga kali Pilatus berusaha membebaskan Yesus namun atas desakan orang banyak, akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.Yesus pun disiksa para algojo, dibawah keluar dan memikul salibNya menuju golgota.
Orang Muda Katolik dan PAM GKI di Tanah Papua Jemaat Tasik Tiberias tersebut membawa Yesus keluar menuju Golgota melalui jalan utama di Kota Waisai-Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Dan puncak Golgota dalam drama ini berada di bukit gereja Katolik, kompleks perumahan 100, Kelurahan Kota Waisai. Selama perjalanan selain memikul salibNya, Yesus pun disiksa, dipukul dan diludahi para algojo. Yesus melewati perhentian demi perhentian dengan sabar dan menderita.
Di Golgota, Yesus pun dipaku dan digantung pada salib. Di bawah kaki salibnya, berdirilah Maria ibu-Nya, yang juga diperankan anggota PAM GKI Tasik Tiberias. Lalu Yesus mempercayakan murid yang dikasihi-Nya kepada ibu-Nya . Supaya tergenapilah apa yang tertulis dalam Kitab Suci,
Yesus berkata “Aku haus”. Lalu salah satu prajurit mencucukkan anggur asam ke mulut Yesus. Setelah meminum anggur asam itu, Ia berkata “Sudah selesai”. Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Umat Nasrani pun begitu kusuk mengikut kegiatan tersebut, bahkan nampak sejumlah umat ikut sedih melihat penderitaan Yesus.
Sekitar pukul 14.00 WIT, drama jalan salib tersebut selesai. Umat katolik Stasi Sta. Maria Mater Dei Raja Ampat melanjutkan perayaan ekaristi penciuman salib yang merupakan juga bagian penting dari perayaan Hari Raya Jumat Jumat Agung.
Perayaan ekaristi yang dihadiri ratusan umat katolik Raja Ampat tersebut dipimpin Romo Rudi Renyaan, Pr dari Keuskupan Manokwari Sorong. (Petrus Rabu/MC.Kabupaten Raja Ampat)