:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Jumat, 7 April 2023 | 05:49 WIB - Redaktur: Tobari - 175
Subulussalam, InfoPublik - Kemenag dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Subulussalam menggelar rapat penanganan Stunting di Kota Subulussalam bertempat di RM. Jogya, kamis (6/4/2023).
Plh. Kakan Kemenag Husaini Cutlam mengatakan nomor 1 (satu) stunting itu bukan prestasi atau nilai hebat, berbeda apabila itu perlombaan atau pertandingan sebagaimana yang kita ketahui selama ini.
Tapi ini adalah penilaian yang kurang baik yang diukur oleh tim evaluasi dalam penanganan stunting di Kota Subulussalam, pungkasnya.
Pihaknya akan selalu mendukung penanganan stunting di Kota Subulussalam sebagaimana kita gelar rakor mendadak sebagai tindaklanjuti hasil rakor di Bappeda Kota Subulussalam sebelumnya.
Ia pun mengingatkan ada ayat dalam Al Qur'an yang menyatakan jangan meninggalkan umat yang lemah,
inilah yang mesti pahami persoalan stunting berkaitan dengan hal tersebut maka mesti dilakukan bersama-sama dan sungguh -sungguh.
Kepada para ustadz dan pendeta agar dalam berkhutbah mengingatkan umat untuk bersama mencegah stunting.
Dengan memberikan pemahaman seperti hidup sehat, menyisihkan harta untuk orang lain, memberi makanan yang baik dan bergizi, dan lainnya, ucapnya.
Dan ada perilaku masyarakat yang suka buang air besar di sungai itu juga dinilai yang menyebabkan Kota Subulussalam menjadi nomor satu, katanya.
Ketua FKUB Kota Subulussalam yang kesehariannya sebagai anggota DPRK Kota Subulussalam Karlinus senada dengan Plh. Kakan Kemenag bahwa FKUB Kota Subulussalam mendukung program pemerintah dalam menangani stunting di Kota Subulussalam.
Pihaknya akan menyusun langkah kerja seperti mengunjungi posyandu serta mengajak masyarakat untuk ke posyandu.
Termasuk tokoh lintas agama untuk terlibat memberikan khutbah di rumah ibadahnya masing-masing, ungkapnya.
Dalam diskusi yang dihadiri anggota FKUB memberi masukan kepada pemerintah antara lain, pertama, instansi yang tupoksinya langsung menangani stunting agar bekerja optimal dan nyata.
Kedua, agar dilakukan peningkatan SDM kepada kader atau petugas yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat apalagi terhadap keluarga yang anaknya stunting.
Ketiga, memberikan sosialisasi, himbauan atau apapun bentuknya agar masyarakat mengetahui informasi atau mengenai tentang stunting dan penanganannya.
Keempat, posyandu yang ada di Kota Subulussalam mesti aktif dan ditingkatkan fungsi dan perannya.
Kelima, ada tradisi yang berlaku dan terbiasa adanya pantangan-pantangan di masyarakat yang sebenarnya itu baik.
Ternyata tidak dilakukan seperti makan makanan yang bergizi karena ada pantangannya akhirnya tidak dimakan terutama pada saat hamil atau setelah melahirkan.
Keenam, penanganan stunting mesti dilakukan bersama, berjamaah dan bergotong royong jangan ada saling menyalahkan
Ketujuh, penanganan stunting dilakukan secara profesional termasuk tersedianya data yang akurat dan akuntabel serta adanya dana. (Kota Subulussalam/toeb)