:
Oleh MC KAB BATANG, Rabu, 1 Maret 2023 | 15:32 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 215
Batang, InfoPublik - Adanya penemuan satwa dilindungi jenis macan kumbang atau Panthera pardus melas yang dibawa untuk konservasi di Safari Beach Jateng (SBJ) Kabupaten Batang pada tanggal 25 Februari bersama BKSDA Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi saat ini macan kumbang telah meninggal yang berjenis kelamin betina dan berusia 2 tahun setelah menjalani observasi secara mendalam pada satwa.
“Hari ini kami akan melaporkan melalui konferensi pers, bahwa penemuan satwa macan kumbang kemarin di hutan Petungkriyono telah meninggal dan sudah dilaporkan ke BKSDA pusat,” kata Kepala BKSDA Wilayah Pemalang Heru Sunarto saat konferensi pers di SBJ Kabupaten Batang, Rabu (1/3/2023).
Memang kondisi satwa macan kumbang ini ditemukan dalam kondisi lemas di dalam warung milik warga atas nama Casmadi, yang beralamat di Dusun Kroyakan Desa Mesoyi Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan.
“Setelah itu dibawa ke SBJ Batang, karena melihat lokasi terdekat untuk melakukan observasi secara mendalam melihat kondisi satwa yang sudah memburuk,” tuturnya.
Upaya yang dilakukan dokter hewan dalam rangka penyelamatan macan kumbang tersebut meliputi pembiusan, pemberian infus, pemberian antibiotik, pereda nyeri dan vitamin, serta pengambilan sampel darah macan kumbang.
“Pada hari minggu tanggal 26 Februari 2023 sebetulnya sudah membaik satwa macan kumbang, karena sudah dapat bergerak dalam kandang tetapi pukul 14.40 WIB, satwa tiba-tiba mengalami penurunan kondisi. Dokter hewan dan tim medis BDC telah berupaya semaksimal mungkin memberikan pertolongan medis namun satwa macan kumbang tetap tidak bisa terselamatkan,” terangnya.
Untuk mengetahui lebih mendalam penyebab kematian macan kumbang tersebut, Balai KSDA Jawa Tengah mengirimkan sampel organ macan kumbang dimaksud untuk dilakukan uji laboratorium di Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sementara itu, Dokter Hewan SBJ Batang Winanda menyampaikan, bahwa kondisi satwa macan kumbang waktu ditemukan memang sudah dalam kondisi yang buruk. Makanya, waktu di lokasi tim kami sudah melakukan tindakan medis karena takutnya kalau tidak segera ditangani akan meninggal diperjalanan.
“Sesudah sampai disini dilakukan observasi secara mendalam pada satwa macan kumbang tersebut, ditemukan infeksi peradangan, kerusakan jaringan, hypoproteinemia, dan banyak luka. Melihat dari kondisi luka satwa bukan dari pemburu atau jebakan yang memang dipasang, tetapi lukanya dari sesama satwa yang berada di hutan,” terangnya.
Kondisi lukanya sendiri sudah didapatkan satwa sekitar semingguan ke belakang, karena sudah membusuk dengan banyak belatung.
“Segala upaya sudah kami lakukan semaksimal mungkin dalam rangka penyelamatan macan kumbang tersebut meliputi pembiusan, pemberian infus, pemberian antibiotik, pereda nyeri dan vitamin,” ungkapnya.
Selama dalam perawatan, lanjut dia, satwa tetap diberikan infus dan obat-obatan. Hari Sabtu malam, macan kumbang sempat memakan tikus putih satu ekor dan pada hari Minggu pagi memakan ayam satu ekor namun dimuntahkan.
Pada siang harinya tiba-tiba satwa mengalami penurunan kondisi hingga tidak bisa diselamatkan. Dari hasil nekropsi oleh tim medis, ditemukan banyak organ dalam yang telah rusak dan membusuk serta ditemukan banyak cacing di dalam usus macan kumbang.
“Dugaan sementara penyebab kematian adalah adanya kegagalan fungsi organ dan infestasi parasit akut,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)