Ada 45 Anak Terindikasi Stunting, Wawali Bengkulu Imbau Jajarannya tidak Abai

:


Oleh MC KOTA BENGKULU, Senin, 12 Desember 2022 | 09:15 WIB - Redaktur: Kusnadi - 198


Bengkulu, InfoPublik - Pemkot Bengkulu menggelar diseminasi hasil audit kasus stunting di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Sabtu (10/12/2022).

Hadir dalam acara itu para pakar yang berkaitan dengan stunting, baik dari spesialis dokter anak, BKKBN, beberapa kecamatan se-kota, dan beberapa pihak lainnya

Dalam forum tersebut, dipaparkan hasil audit kasus stunting di Kota Bengkulu. Kemudian, mereka berdiskusi tentang cara dan strategi untuk terus menurunkan kasus stunting, karena ke depan Pemkot menargetkan Kota Bengkulu menuju zero stunting.

Dipimpin Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi didampingi Kepala DP3AP2KB Dewi Dharma dan satgas stunting mengajak semua pihak benar-benar serius menangani stunting diberbagai kecamatan. Apalagi berdasarkan data terbaru ada 45 anak terindikasi stunting di Kota Bengkulu.

Di antaranya Teluk Segara (6 orang), Selebar (9 orang), Kampung Melayu (8 orang), Singaran Pati (13 orang), Gading Cempaka (7 orang), Muara Bangkahulu (2 orang). Dan untuk saat ini hanya 3 kecamatan masih bersih atau belum ada anak terindikasi stunting yakni Ratu Agung, Ratu Samban dan Sungai Serut.

Dengan adanya fenomena ini, Dedy secara tegas meminta seluruh pihak terkait untuk serius dan bekerja keras sesuai dengan tupoksinya dalam menekan angka stunting.

"Target kita zero stunting, tapi kita juga cemas kalau melihat data tadi. Apalagi di kota ini semua fasilitas pendukung ada, masyarakat melek akan gizi dan faktor pendukung lainnya. Kalau seperti ini semua harus dievaluasi mulai kader dan lainnya," ungkap Dedy.

Yang lebih ditakutkan Dedy, menurut data statistik ada 82 anak terindikasi stunting. Maka dari itu, dirinya meminta satgas hingga kader untuk tak abai akan data tersebut.

"37 anak yang tak masuk di data kita ini jangan diabaikan. Mari kita fokuskan ke inti masalah dalam penanganan stunting. Jangan sampai sudah capek kerja tapi enggak ada hasil, harus lebih ekstra lagi penangananya. Tolong dipantau juga kesehatan mereka," imbuhnya.

Selain itu, berdasarkan pantauan tim satgas stunting, ternyata masyarakat masih minim kepeduliannya dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar yang juga mengakibatkan masalah stunting dan ada penemuan beberapa penyakit penyerta terhadap anak sejak lahir.

"Sanitasi lingkungan ini secara tak langsung mempengaruhi gizi balita. Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan kecacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting," tuturnya.

Dengan langkah-langkah yang disiapkan, Dedy berharap kasus stunting di Kota Bengkulu bisa tuntas.

"Stunting ini harus tuntas, targetnya zero stunting. Insya allah apabila kerjanya keroyokan kita pasti bisa," tutupnya. (MCKB)