:
Oleh MC KAB AGAM, Rabu, 7 Desember 2022 | 16:16 WIB - Redaktur: Tobari - 144
Agam, InfoPublik - Dinas Kesehatan Kota (DKK) dan Forum Kota Sehat (FKS) Bukittinggi, lakukan kaji banding program kota sehat Jogja. Rombongan disambut di Kantor DKK Kota Yogyakarta, Rabu (7/12/2022).
Ketua FKS Bukittinggi, Ny Fiona Erman Safar, melalui Wakil Ketua Ali Rahman, menjelaskan, kaji banding dilakukan ke Jogja, untuk mempelajari bagaimana program kota sehat di Kota Jogja.
Diketahui, Kota Yogyakarta, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang telah meraih Swasti Saba Wistara tujuh kali berturut-turut.
“Kota Jogja rasanya patut kita kunjungi sebagai lokasi kaji banding, karena program program yang dilaksanakan pemerintah Kota Yogyakarta dalam menciptakan kota yang sehat. Buktinya, Jogja berhasil pertahankan penghargaan tertinggi Kota Sehat, Swasti Saba Wistara,” ungkap Ali.
Kepala DKK Bukittinggi, melalui Kabid Kesmas-P2P, drg Sanora Yuder, menyampaikan, DKK sebagai salah satu pembina Kota Sehat tentunya mendukung kegiatan dari FKS sebagai mitra pemerintah untuk mewujudkan Kota Bukittinggi yang sehat. Program di daerah lain tentu bisa menjadi rujukan, untuk bisa diterapkan di Kota Jam Gadang.
“Kami bersama FKS Bukittinggi ingin mengetahui kiat kiat dari DKK dan FKS Yogyakarta, dalam mewujudkan Kota Sehat. Sehingga apa yang bisa kita adopsi, kita coba untuk diterapkan di Bukittinggi sesuai dengan kondisi daerah kita juga,” ujar Nora.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, melalui Plt Kabid Kesmas dr Riska Novriana, menjelaskan, Kota Jogja bangga selalu jadi terbaik dalam penilaian Kota Sehat.
Ada banyak tips dan trik di Kota Jogja dan diharapkan bisa diterapkan di Bukittinggi, karena memang Jogja dan Bukittinggi sama sama Kota Pariwisata.
Kota Jogja memiliki luas 32,5 km². Jogja terdiri dari 14 kecamatan , 45 kelurahan, 616 RW dan 2534 RT. Meski kecil, Kota Jogja, jadi daerah yang fokus untuk segala kegiatan. Tatanan dan indikator kota sehat, menjadi tantangan bagi Kota Jogja.
"Target kita, tahun 2022 dan 2023 Kota Jogja zero sampah organik. Semoga 2023 kita kembali meraih swasti saba wistara,” ujarnya.
Koordinator kelompok substansi KLK3O, Nur Wara Gunarsih STR. Kes, menyampaikan, Kota Jogja pertama mengikuti penilaian kota sehat pada tahun 2005 dan langsung meraih swastisaba wiwerda.
Selanjutnya, sejak 2007 hingga 2019, Kota Jogja mendapat swastisaba wistara. Terakhir, Kota Jogja raih Swastisaba Wistara tahun 2019 dengan mengusung 7 tatanan.
Sedangkan 2021, karena pandemi covid, tim tidak lakukan penilaian ke DIY, namun Kota Jogja tetap dapat penghargaan karena tetap menyelanggarakan Kota Sehat 2021.
Banyak inovasi yang mendukung kota sehat, lahir dari swadaya masyarakat. Kita sadarkan warga bahwa kebersihan dan kesehatan itu merupakan kebutuhan.
"Sehingga banyak inovasi yang diinisiasi warga, khususnya bidang pariwisata dan pertanian. Kita support itu semua dan hasilnya berdampak pada peningkatan ekonomi warga sekitar,” jelasnya. (MC Agam/toeb)