:
Oleh MC Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu, 7 Desember 2022 | 09:39 WIB - Redaktur: Kusnadi - 242
Sampit, InfoPublik - Permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan infrastruktur jalan, ternyata menjadi kendala utama bagi kelancaran arus barang di Kalimantan Tengah.
Hal tersebut disampaikannya Sekretaris Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalimantan Tengah, Budi Hariono, saat sambutan pada kegiatan Musyawarah Wilayah ke-1 Dewan Pengurus Wilayah Kalteng di Sampit, Selasa (6/12/2022).
Dia mengatakan sudah puluhan tahun para pengusaha angkutan logistik kesulitan mendapatkan BBM subsidi. Sedangkan mereka sangat berperan dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok dan logistik lainnya di wilayah Kalteng ini.
"Oleh sebab itulah kami tidak akan surut menyuarakan penghapusan BBM Subsidi. Karena, bagi kami BBM subsidi di Kalteng ini tidak bisa dinikmati banyak orang, karena sudah tidak tepat sasaran," kata Budi, kepada wartawan.
Pihaknya sebenarnya sangat berharap penyaluran BBM subsidi bisa tepat sasaran, dan tentunya membantu para pengusaha logistik di wilayah ini. Karena, selama ini mereka terpaksa pakai Dexlate, karena sangat sulit mendapatkan solar bersubsidi.
"Di SPBU harga solar bersubsidi Rp 6.500, namun setelah keluar dari SPBU harganya makin naik hingga Rp 15 ribu. Kalau seperti ini, lebih baik BBM subsidi dihapuskan saja," kata Budi.
Begitu juga dengan infrastruktur jalan, juga menjadi kendala utama dalam kelancaran arus logistik sehingga perlu adanya revolusi jalan, baik dari pemerintah daerah, dan juga provinsi.
Namun jika permasalahan tersebut terus berjalan, maka yang dirugikan masyarakat. Karena parameter suatu negara atau daerah dilihat dari biaya logistik. Semakin murah biaya logistik, maka semakin makmur negaranya. (mitra diskominfo kalteng/ely)