:
Oleh MC Kabupaten Semarang, Rabu, 19 Oktober 2022 | 21:58 WIB - Redaktur: Tobari - 240
Ungaran, InfoPublik - Sebanyak 2.433 orang pendamping keluarga dilibatkan untuk membantu keluarga risiko stunting (gizi buruk) di Kabupaten Semarang.
Langkah itu dilakukan untuk mendukung pencapaian target penurunan angka kasus stunting sebesar 3,5 persen di tahun 2022 ini.
Menurut Tenaga Ahli BKKBN Jawa Tengah untuk penanganan stunting di Kabupaten Semarang, Ferry Eko Cahyono, berdasarkan studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka kasus stunting sebesar 16,4 persen. Pada tahun ini ditargetkan turun menjadi 12,9 persen.
“Selain tim pendamping keluarga juga dilakukan intensifikasi peran tim percepatan penanganan stunting (TPPS) di tingkat kecamatan,” katanya saat ditemui disela-sela acara lomba cipta kreasi menu Dapur sehat atasi stunting (Dashat) di aula Gedung E Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran, Rabu (19/10/2022) siang.
Ditambahkan Fery, ada 20 desa / kelurahan yang menjadi fokus utama penanganan stunting pada tahun ini. Angka prevalensi stunting tertinggi ada di Desa Kemawi, Sumowono.
Program cepat tanggap yang dilakukan diantaranya memberikan tambahan makanan bergizi kepada ibu hamil dan balita. Makanan itu disediakan lewat program Dashat yang terus dikembangkan.
Sedangkan langkah preventif dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elsimil) bagi calon pengantin. Aplikasi ini diterapkan sebagai deteksi dini mengetahui potensi kemungkinan terjadinya stunting.
Bupati H Ngesti Nugraha yang menghadiri acara itu bersama perwakilan legislatif meminta semua pihak untuk merasa bertanggung jawab mendukung penurunan angka kasus stunting.
Penanganan yang tepat sasaran didukung pendanaan dan langkah cepat diyakini dapat membawa hasil baik. Bupati mencontohkan penurunan angka stunting yang signifikan di Desa Kebonagung, Sumowono mencapai hampir 50 persen.
“Mayoritas penderita stunting dari warga kurang mampu. Penggunaan dana desa dan pelibatan perusahaan akan terus ditingkatkan agar upaya ini dapat berhasil,” ujarnya.
Lomba cipta kreasi menu Dashat dihelat Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (DP3AKB). Para peserta berasal dari tim terpadu penanganan stunting dan pengelola Dashat dari 19 kecamatan.
“Lomba bertujuan untuk meningkatkan motivasi kader pengelola Dashat menyiapkan makanan bergizi berbahan baku lokal,” terang Kepala DP3AKB Dewi Pramuningsih.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pemilihan duta generasi berencana (Genre) yang akan mewakili Kabupaten Semarang berlomba di tingkat Jawa Tengah.(*/junaedi/toeb)