Regenerasi Pelestari Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing

:


Oleh MC KAB BATANG, Senin, 17 Oktober 2022 | 20:33 WIB - Redaktur: Tobari - 288


Batang, InfoPublik – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang menggelar pelatihan Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing terhadap pelajar SD hingga SMA yang berpotensi menjadi pelestari tari tradisional khas Batang.

Pelatihan digelar selama dua hari. Diawali dengan teori dan dipraktikkan keesokan harinya. Dengan menghadirkan 50 peserta dari jenjang pendidikan SD-SMA termasuk sanggar tari di Kabupaten Batang.

Kepala Disdikbud Batang Achmad Taufik menyampaikan, dalam menggali potensi generasi muda di bidang seni tari, maka digelar pelatihan secara kolaboratif, sehingga akan muncul penerus dari kedua tari tersebut.

“Kabupaten Batang pernah jadi juara umum nasional tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing. Dan pelatihan ini sebagai upaya agar bisa mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi itu,” katanya, usai membuka Pembinaan Seni Dasar Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing, di Hotel Dewi Ratih, Kabupaten Batang, Senin (17/10/2022).

Ia mengapresiasi bahwa kedua tari tradisional tersebut pernah ditarikan oleh warga dari daerah lain dalam suatu iven.

“Itu menandakan bahwa kedua tari itu mendapat perhatian istimewa dari daerah lain. Meskipun tari modern digandrungi sebagian generasi milenial, namun para sesepuh tidak mengkhawatirkannya. Sebab masih banyak generasi muda yang menekuni tari tradisional,” jelasnya.

Buktinya pagi ini para guru SD tertarik untuk mengikuti pembinaan ini. Artinya mereka ingin mengetahui lebih dalam sejarah kedua tari tersebut untuk selanjutnya diajarkan kepada anak didiknya.

Kedua tari itu mulai dikenalkan sejak 2018 dan rencananya akan dijadikan materi muatan lokal di tiap sekolah. “Kita sudah punya tari Babalu dan kedua tari itu untuk memperkaya khazanah budaya Kabupaten Batang,” tegasnya.

Sebagai upaya pengenalan sekaligus pelestarian hampir ditiap agenda Pemda, tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing selalu ditampilkan bersamaan dengan tari Babalu.

Seniman tari dari Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo menerangkan, kedua tari tradisional itu berasal dari cerita rakyat dan artefak yang ada menunjukkan kekayaan intelektual milik Kabupaten Batang.

“Menurut cerita rakyat, Ki Ageng Gringsing bisa berubah jadi Simo atau harimau dan berdasarkan sejarah di Kabupaten Batang ada arca Sri Vasudara Asinjang Angagem  Batik Gringsing, dari dua peristiwa itu muncullah kedua tari tradisional itu,” terangnya.

Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Batang tidak hanya sebagai tempat singgah bagi pengemudi yang mengarah ke Jawa Barat maupun Jawa Timur. Namun lebih dari itu, bisa menjadi tempat menyaksikan kedua seni tari tersebut.

“Setelah ada pelatihan, agar diberi ruang untuk mementaskannya. Semoga ke depan Pemkab membangun gedung pementasan sebagai tempat mengapresiasi,” harapnya.

Senada dengan Kepala Disdikbud, akan lebih bagus jika kedua tari tersebut dimasukkan sebagai materi muatan lokal di semua jenjang pendidikan. “Tapi ya semua kembali ke kebijakan pimpinan daerah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi/toeb)