:
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 6 Oktober 2022 | 23:20 WIB - Redaktur: Juli - 238
Surabaya, InfoPublik - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim, Maria Ernawati, melakukan audiensi dengan Bupati Situbondo, Karna Suwandi.
Audiensi itu terkait upaya peningkatan kualitas SDM, antara lain penanganan kasus Stunting, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta kemiskinan ekstrem.
Mengawali diskusi, Erna menyampaikan terkait fokus program Bangga Kencana, yaitu upaya mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui keluarga berencana dan keluarga berkualitas.
Dikatakannya, sejak 2021, BKKBN diberi mandat oleh Presiden untuk menjadi ketua harian percepatan penurunan stunting. Dalam pelaksanaannya, BKKBN perlu bekerja secara inovatif dan konvergentif bersama dengan sektor lain dan memerlukan dukungan dari pemerintah daerah.
“Percepatan penurunan stunting ini, saya terima kasih sekali kepada Pak Bupati karena Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Situbondo sudah memiliki regulasi dan sudah membentuk lebih dari 1.500 tim pendamping keluarga berisiko stunting,” ucap Erna.
Disampaikannya, BKKBN Jatim sudah menyiapkan dana melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) untuk mendukung pelaksanaan penurunan stunting di daerah. Dana ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo. Data Pendataan Keluarga 2021 (PK21) juga sudah dimanfaatkan untuk deteksi dini dan pendampingan keluarga berisiko stunting.
“Walaupun posisi prevalensi Kabupaten Situbondo pada 23,7 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), namun saya yakin dan optimis dengan dukungan Bapak Bupati kepada Program Penurunan Stunting, pada tahun 2024 target Presiden bisa kita capai bersama,” tutur Erna.
Melanjutkan diskusi, Bupati Karna, sapaan akrab Bupati Situbondo menyampaikan upaya yang sudah dilakukan untuk penanganan stunting. Dikatakannya, walaupun dengan keterbatasan anggaran, Kabupaten Situbondo memiliki beberapa inovasi program penurunan stunting. Antara lain, aplikasi Sibesti (Situbondo Bebas Stunting) yang merangkum aksi penurunan stunting, konsultasi online Catin, dan pemberian sembako kepada keluarga berisiko stunting yang memiliki balita dan baduta untuk meningkatkan gizi keluarga.
Menurutnya, program pemberian paket sembako ini juga sebagai antisipasi mengatasi kekurangan pangan dan kemiskinan ekstrem. Selain itu, Situbondo melakukan konvergensi yang kuat dengan lintas sektor, seperti PKK dan forum CSR yang memberikan bantuan membangun rumah layak huni, dan pembagian sembako juga.
“Dari banyak aksi yang sudah kita lakukan bersama, berdasarkan data bulan timbang, angka stunting sebenarnya sudah jauh dari target Presiden, yaitu di kisaran 8,05%. Untuk angka kemiskinan ekstrem juga turun 67,5%, dari delapan belas ribu sekian 2021 sisa 6.010 pada tahun ini,” terang Bupati.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-her)