Pemkab Aceh Tengah Gandeng AEKI Gelar FGD Sustainable Specialty Gayo Coffee

:


Oleh MC Kab Aceh Tengah, Rabu, 5 Oktober 2022 | 15:25 WIB - Redaktur: Kusnadi - 209


Takengon, InfoPublik - Dalam rangka mempertahankan citra dan  produksi kopi Gayo dalam rangka mengangkat kesejahteraan bagi para petani Kopi melalui pasar ekspor, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah kekerjasama dengan BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang merupakan rangkaian kegiatan Creative Coffee Preneur Journey at Takengon 2022, diikuti oleh para pelaku usaha kopi dan stakeholder yang terkait dengan industri dan tata niaga perkopian di Kabupaten Aceh Tengah.

Mengangkat tema "Sustainable Specialty Coffee of Gayo", FGD tersebut fokus pada pembahasan tentang bagaimana mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terkait tata-niaga kopi secara luas, mewujudkan visi dan misi dari AEKI yaitu upaya meningkatkan citra kopi Indonesia di pasar kopi internasional, guna meraih posisi terbaik dan mempertahankan eksistensi kopi Indonesia di pasar dunia secara berkesinambungan.

FGD ini secara spesifik juga membahas bagaimana mempertahankan ciri khas specialty kopi Gayo yang merupakan keunggulan kopi Gayo di pasar dunia, sehingga mampu bertahan sebagai salah satu kopi termahal di dunia.

FGD yang dihadiri oleh Ketua Umum BPP AEKI, Irfan Anwar dan Tokoh Nasional, pengusaha dan mantan Menteri Tenaga Kerja, Abdul Latif ini, dibuka oleh Bupati Aceh Tengah yang diwakili oleh Asisten Administrasi Pembangunan Setdakab Aceh Tengah, Harun Manzola, bertempat di Gegarang Cafe dan Resto Takengon, Selasa (4/10/2022)

"Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi Robusta (85%) dan Arabika (15%), dengan lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia dan Inggris menjadi tujuan utama," ujar Harun Manzola,  membacakan sambutan Bupati.

Harun Manzola yang didampingi Kabag Perekonomian, Iid Fitrasani,  menilai FGD ini merupakan salah satu langkah awal untuk memetakan permasalahan, hambatan dan tantangan dalam rangka mengangkat kejayaan Kopi Gayo ke taraf Internasional.

“Langkah awal melalui FGD ini sangat efektif dalam upaya mendengar masukan dari berbagai kalangan, utamanya para eksportir kopi, kami berharap para eksportir kopi ini dapat terus mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam upaya membangun kebersamaan menuju kejayaan kopi Gayo khususnya jenis arabika yang kian diminati dunia,” lanjutnya.

Lebih lanjut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah itu menilai pertemuan ini akan membawa titik temu yang sangat konstruktif dalam membangun dan mendukung program pemerintah daerah di sektor pengembangan Kopi sebagai komoditi ekpor yang menjanjikan.

“Untuk itu pengembangan kopi mulai dari hulu sampai ke hilir harus menjadi satu kesatuan sehingga kopi ini akan menjadi sektor yang mampu meningkatkan  kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah yang  mayoritas merupakan petani kopi,” sambungnya.

Saat ini kopi arabika Gayo telah  mampu bersaing dengan negara luar di pasar kopi dunia, karena dari kualitas aroma dan rasa,  Asisten II mengungkapkan kopi Gayo masih yang terbaik karena karakternya yang unik.

"Permintaan akan kopi Gayo dari waktu ke waktu terus meningkat mengingat kopi Gayo mempunyai keunggulan yaitu mempunyai karakteristik dan cita rasa (acidity, aroma and flavour) yang unik dan excselent," lanjutnya.

"Kami berharap FGD ini bisa menjadi salah satu upaya pemberdayaan dan pembelajaran bagi masyarakat, dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan serta mengulas kembali eksistensi dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) yang juga memiliki tujuan utama mengarahkan anggota menjadi eksportir yang profesional, serta turut membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petani kopi," pungkasnya.

Dalam rangkaian kunjungan ke daerah-daerah penghasil kopi, Badan Pimpinan Pusat (BPP) AEKI yang saat ini sedang berada di Kabupaten Aceh Tengah, saat ini tengah menggelar road show bertajuk "Creative Coffee Preneur Journey at Takengon 2022" yang degelar selama 5 hari dari tanggal 2 sampai 6 Oktober 2022. Selain diikuti oleh para pelaku usaha, ekspoprtir  dan stake holder kopi di kabupaten Aceh Tengah, kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan buyer kopi dari berbagai negara. (Fathan Muhammad Taufiq)