Disdikbud Agam Dorong Implementasi KMB di Tingkat PAUD dan Dikmas

:


Oleh MC KAB AGAM, Minggu, 25 September 2022 | 14:55 WIB - Redaktur: Kusnadi - 198


Agam, InfoPublik - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama satuan pendidikan setingkat PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Sabtu (24/9) kemarin.

Kepala Disdikbud Agam, Drs. Isra, M.Pd Dt. Bandaro mengatakan rakor ini digelar dalam rangka mendorong implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) pada satuan pendidikan PAUD dan setingkatnya agar dapat berjalan sesuai harapan.

“Hal ini juga menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat melalui Kemendikbud RI, bahwa semenjak tahun pelajaran 2022/2023 telah diterapkan Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum 2013,” ujarnya, Minggu (25/9).

Agar misi implementasi KMB berjalan tepat sasaran di tingkat PAUD dan Dikmas, sebutnya, maka perlu dilakukan penyamaan presepsi oleh penilik luar sekolah, pengawas TK, kepala TK, kepala Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF), Pimpinan PKBM serta tutor belajar se-Kabupaten Agam.

“Sehingga kemarin kami menggelar rakor bersama satuan PAUD dan Dikmas di ruang pertemuan objek wisata Bonto Royo. Rakor diikuti sekitar 90 orang peserta perwakilan dari tiap kecamatan,” sebutnya.

Melalui rakor tersebut, Disdikbud Agam berharap agar semua SDM yang ada pada satuan pendidikan setingkat PAUD dan Dikmas agar dapat maksimal dalam mengimplementasikan KMB di Kabupaten Agam.

Diterangkan lebih lanjut, kurikulum baru ini bertujuan mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan pandemi Covid-19. Kurikulum merdeka merupakan jawaban dari segala permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.

“Kurikulum ini dibuat dengan tujuan pendidikan di Indonesia bisa seperti pendidikan di negara maju lainnya dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran,” terang Isra.

Kadisdikbud Agam meyakini Kurikulum Merdeka memiliki banyak keunggulan seperti, lebih sederhana dan mendalam, artinya kurikulum baru ini dibuat sederhana dan fleksibel sehingga pembelajaran akan lebih mendalam.

“Kurikulum ini berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Hal ini akan berdampak pada belajar lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan tentunya akan lebih menyenangkan,” terangnya lagi.

Kurikulum baru ini sambung Isra, ditujukan agar peserta didik lebih mengembangkan kompetensinya di sekolah sesuai dengan minat peserta didik. Menurutnya, kurikulum ini memudahkan bagi para guru dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

“Pembelajaran yang disesuaikan dengan peserta didik akan membuat peserta didik merasa nyaman dan menyenangkan ketika belajar,” ucap Kadisdikbud Agam.

Tidak hanya itu kata Isra lagi, Kurikulum Merdeka membuat peserta didik, guru dan sekolah lebih merdeka. Bagi peserta didik, tidak ada lagi program peminatan di SMA seperti sebelumnya, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya.

Sedangkan bagi guru, kurikulum ini mengamanatkan guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

“Kurikulum ini juga memberi peluang bagi sekolah untuk memiliki wewenang mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik,” terangnya.

Terkait penerapan KMB di satuan pendidikan usia dini lanjut Isra, pihaknya berharap agar pengelola pendidikan PAUS, PKBM dan SPNF harus memahmi perencanaan berbasis data.

Hal terkait bahwa sejak tahun lalu tidak ada lagi ujian akhir Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional Paket Kesetaraan ( UNPK).

Kelulusan peserta didik benar-benar mempedomani nilai rapor, nilai harian peserta didik, nilai perilaku dan prestasi belajar lainnya.

“Untuk memetakan satuan pendidikan maupun lembaga PKBM, maka diadakan Assesmen Nasional (AN). Alhamdulillah tahun 2021 hasil AN tersebut telah melahirkan rapor pendidikan,” ungkap Isra.

Oleh sebab itu lanjut Isra, Pengelola PKBM, PAUD dan lembaga pendidikan lain perlu mengevaluasi rapor satuan pendidikan masing-masing. Kemudian capaian yang masih rendah, ditindak lanjuti dengan membuat perencanaan untuk memperbaiki kedepannya.

“Sekolah harus benar-benar membuat perencanaan berbasis data sesuai dengan skala prioritas satuan pendidikan masing-masing,” ujarnya lagi.

Kadisdikbud Agam berharap agar penilik dan pengawas TK juga turut memonitor pelaksanaan kurikulum merdeka dan perencanaan berbasis data. Dengan demikian kualitas pendidikan di Agam akan lebih baik dan maju, sesuai dengan visi bupati yaitu mewujudkan Agam yang lebih maju.

Ditambahkan, usai rakor kegiatan dilanjutkan dengan silaturrahmi Jajaran Bidang PAUD dan Dikmas Disdikbud Agam. Silaturahmi ini sehubungan Kepala Bidang PAUD dan Dikmas, Yeni Syofnidel, S.Pd yang memasuki masa pensiun.

“Kami berharap agar ibuk tetap sehat dan tali silaturahmi diantara kita tetap terjalin untuk selamanya. Selamat memasuki masa purna bakti, semoga Allah selalu melindungi kita semua,” ucap Isra. (MC Agam)