:
Oleh MC KAB SANGGAU, Minggu, 18 September 2022 | 20:00 WIB - Redaktur: Tobari - 214
Pontianak, InfoPublik - Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sanggau yang juga Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si., mengatakan Ritual Adat Nosu Minu Podi tak hanya ungkapan rasa syukur atas panen padi.
Ini juga dijadikan sebagai wadah silaturahmi masyarakat Dayak dalam memajukan adat dan budaya Dayak.
"Nosu Minu Podi itu istilah yang sudah kita pakai di DAD kita, tetapi tentu, istilah-istilah lain pasti ada di masing-masing sub suku itu," ucap Yohanes Ontot dalam Podcast bersama Tribun Pontianak, Sabtu (17/9/2022).
Sehingga dapat diartikan dari bahasa Dayak Nosu Minu Podi ini adalah gawai ucapan syukur kepada tuhan, atas panen padi yang melimpah oleh masyarakat Dayak.
Tetap secara umum di DAD Nosu Minu Podi itu berarti acara mengambil semangat padi, atau nanti disebut gawai padi, gitulah.
"Secara umum disebut orang, gawai ucapan syukur masyarakat Dayak kepada sang Penompa yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah," lanjutnya.
Nosu Minu Podi ini sendiri telah diselenggarakan oleh DAD Sanggau pada 7 Juli 2022 lalu, meski baru terselenggara setelah sempat vakum beberapa tahun akibat pandemi covid.
Namun agenda yang baru diselenggarakan lagi ini berhasil mengobati kerinduan masyarakat.
"Tetapi tadi alasan covid beberapa tahun, kurang lebih 2 tahun lalu. Maka itu jeda cukup panjang, Masyarakat merasa ada kerinduan juga untuk melaksanakan itu," ucapnya.
Agenda ini bahkan diakuinya mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, sebab pengunjung atau wisatawan yang ramai sangat menjadi daya tarik para pelaku usaha untuk berjualan di sekitar area kegiatan.
Lalu tentu event itu seperti biasanya sebelum-sebelumnya, memang terbuka ruang yang sangat lebar kepada masyarakat untuk mereka mencari keuntungan.
"Karena memang di kepanitiaan kita itu memberikan ruang kepada masyarakat untuk bisa berjualan didalam itu," ucapnya.
Tidak hanya masyarakat adat Dayak saja yang terlibat pada agenda ini, bahkan seluruh suku yang ada di Sanggau turut berpartisipasi dalam agenda ini.
"Itupun tida hanya orang masyarakat adat Dayak, semua multietnis gitulah, mau Dayak nya, mau Melayu nya, mau Jawa nya, mau Madura nya, mau Bugis nya ada masuk di dalam," ucapnya.
Hal ini menunjukkan, ruang pada agenda Nosu Minu Podi ini tidak hanya diperuntukkan khusus kepada masyarakat adat Dayak saja, melainkan seluruh suku yang ada di Kabupaten Sanggau.
Bahkan diakuinya, masyarakat dari luar Kota Sanggau juga berpartisipasi dalam agenda ini, mereka datang baik untuk berjualan di acara tersebut maupun sebagai wisatawan. (sanggau/toeb)