:
Oleh MC KOTA SOLOK, Jumat, 5 Agustus 2022 | 11:15 WIB - Redaktur: Kusnadi - 312
Solok, InfoPublik - Pemukulan gandang tambua secara serempak oleh Wali Kota Solok bersama Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud Ristek RI, Direktur PT Duta Digital Informatika, Kepala Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Sumbar, LKAAM Sumbar, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar serta Forkopimpda Kota Solok menandai pencanangan hadirnya kembali Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau sebagai mata pelajaran wajib pada seluruh SD dan SMP di Kota Solok.
Kegiatan yang melibatkan ribuan pelajar dan tenaga pendidik ini juga dibarengi dengan launching program Transformasi Digital Pendidikan di Kota Solok di Lapangan Merdeka Kota Solok, Kamis (4/8).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Hj. Rosavella YD dalam laporan pelaksanaan launching ini menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan pimpinan daerah, akademisi dan pemangku adat sehingga lahirnya kurikulum muatan lokal di Kota Solok.
“Peserta launching hari ini melibatkan 3285 orang terdiri dari unsur pimpinan, pengawas, penilik, tim penulis mata pelajaran muatan lokal, Dinas Pendidikan, Kepala TK, SD/MI, SMP se-Kota Solok, serta guru beserta siswa dan penggiat literasi, dan undangan lainnya,” sampai Kepala Disdik.
Kegiatan launching ini merupakan tahapan akhir prosesi penyusunan muatan lokal Bahasa dan Satra Minangkabau yang diajarkan kepada siswa dari TK sampai SMP di Kota Solok. “Kota Solok merupakan daerah kedua yang telah melaksanakan launching mata pelajaran muatan lokal di Sumatera Barat,” ungkap Kadisdik.
Sekretaris Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, Jasman Rizal Dt. Bandaro Bendang menyampaikan apresiasi untuk Kota Solok atas penyelenggaraan kegiatan ini.
“Ini adalah ke cita-cita kita bersama, bagaimana kearifan lokal Minangkabau itu masuk ke semua jejaring kehidupan kita,” kata Sekretaris LKAAM Sumbar.
Jasman mengungkapkan, kearifan lokal Minangkabau terus tergerus oleh kemajuan zaman untuk itu diperlukan kebijakan dan tindakan agar kearifan ini terwariskan kepada generasi penerus.
Mengenai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Kota Solok dalam upaya melestarikan kearifan lokal ini, LKAAM Sumbar mengapresiasi Kota Solok mampu bergerak cepat memasuki suasana baru dalam melestarikan sastra dan bahasa, sejarah, tradisi, sistem adat, kekerabatan dan nagari dengan harapan anak-anak generasi penerus memahami identitasnya sebagai masyarakat Minangkabau.
Sementara itu, mewakili Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Dr. Baharudin, M.Pd mengatakan dalam implementasi Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Hal tersebut disesuaikan dengan kearifan lokal atau karakteristik daerahnya melalui tiga opsi secara fleksibel. Pertama, mengembangkan muatan lokal menjadi mata pelajaran sendiri. Kedua, mengintegrasikan muatan lokal ke dalam seluruh mata pelajaran. Ketiga, melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.
“Dalam implementasi Kurikulum Merdeka ada ruang-ruang yang memang dialokasikan untuk kewenangan daerah memasukkan muatan lokal berdasarkan karakteristik dan kearifan lokal di daerahnya. Dan ruang itu cukup besar sebenarnya, karena pendidikan itu berakar pada budaya bangsa. Artinya semua kondisi budaya dan karakteristik daerah itu punya ruang yang cukup luas di dalam kurikulum,” jelas Baharudin.
Kearifan lokal, lanjutnya, sebenarnya masih terkait dengan salah satu karakter dalam profil pelajar Pancasila. Yaitu berkebinekaan global, di mana generasi Indonesia bisa mengangkat keberagaman daerah menjadi suatu keunggulan lokal dan bisa mengglobal dengan keunggulan lokal tersebut.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014, muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempatnya tinggal.
Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Kemendikbudristek mendorong pemerintah daerah untuk mendesain kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya masing-masing. Karena kondisi di tiap wilayah di suatu daerah tertentu bisa berbeda-beda, maka sekolah dapat mengajukan usulan muatan lokal kepada pemerintah kabupaten/kota.
Dari usulan tersebut, pemerintah kabupaten/kota selanjutnya melakukan analisis dan identifikasi terhadap usulan sekolah, melakukan perumusan kompetensi dasar, dan menentukan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar.
Pemerintah daerah kemudian menetapkan apakah muatan lokal itu menjadi bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Jika telah ditetapkan, muatan lokal tersebut selanjutnya diusulkan kepada pemerintah provinsi untuk kemudian ditetapkan sebagai muatan lokal yang diberlakukan di wilayahnya.
“Pemerintah daerah juga perlu menetapkan kurikulum muatan lokal yang inovatif, karena siswa yang menempuh pendidikan saat ini adalah mereka yang akan memimpin Indonesia di masa depan. Untuk itu, penerapan kurikulum di sekolah harus disesuaikan dengan karakter generasi saat ini, termasuk untuk kurikulum muatan lokal,” pungkas Baharudin.
Selanjutnya, Julio Sanjaya, Director Technology Solution & Partnership PT. Duta Digital Informatika (DUGI) mengatakan sebagai mitra google Indonesia untuk pendidikan sejak tahun 2017 pihaknya terkesan dengan komitmen dan kolaborasi semua komponen di Kota Solok yang ditunjukkan dalam acara launching pelajaran muatan lokal yang bersamaan dengan launching program Transformasi Digital Pendidikan di Kota Solok.
Ia berharap penggunaan Platform Google dalam penyelenggaraan pendidikan dapat membantu mewujudkan Solok sebagai salah satu Kota Pintar di Indonesia dan platform google education dapat digunakan untuk seluruh sekolah dan siswa di Kota Solok.
Google Platform For Education menerapkan model pembelajaran yang baru melalui Problem Based Learning yang memperkenalkan terlebih dahulu permasalahan kepada siswa untuk menemukan solusi. Flipped Clasroom yang lebih menekankan kreatifitas siswa dan Blended Learning yang merupakan kombinasi pembelajaran yang didominasi secara online menggunakan perangkat keras dan pembelajaran tatap muka kelas yang digunakan sebagai wadah membangun team working bagi siswa.
Semangat dan energi luar biasa dari siswa dan pendidik didukung semua pihak yang meyambut rencana besar pengembangan Kota Solok menuju kota pintar, salah satunya pencapaiannya kehidupan masyarakatnya tetap melestarikan budaya lokal yang dikombinasikan dengan modernitas transformasi era digital serta berinovasi menyongsong tantangan globalisasi.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar dalam sambutannya menyampaikan Kota Solok telah melahirkan regulasi pelajaran muatan lokal bersamaan dengan kerjasama program transformasi digital pendidikan dengan mitra google Indonesia yang didorong oleh kesadaran yang besar dari Pemerintah Daerah yang didukung penuh DPRD menjaga identitas kebuadayaan Minangkabau.
“Alhamdulillah kearifan lokal pembelajaran tentang alam Minangkabau dan budaya Minangkabau akan menjadi muatan lokal anak-anak kita pelajar SD dan SMP. Insya Allah generasi muda Kota Solok akan menguasai teknologi namun tidak tercerabut dari akar budayanya sebagai orang minangkabau dalam bingkai NKRI,” kata Wako Solok.
Kegiatan launching ini dimeriahkan dengan penampilan tari kolosal Minangkabau yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMP se-Kota Solok, dengan tema baralek gadang.
Menutup kegiatan launching ini, dilakukan prosesi penyerahan sertifikat kepada 59 penulis bahan ajar Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Mingkabau, dengan rician 5 guru TK, 36 guru SD, 18 guru SMP, serta satu orang pelajar SMPN 2 Kota Solok. (MC-KotaSolok)