:
Oleh MC PROV ACEH, Jumat, 5 Agustus 2022 | 10:09 WIB - Redaktur: Kusnadi - 367
Takengon, InfoPublik – SMAN 15 Binaan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah terus berusaha bangkit dan sejajar dengan sekolah lain di Aceh Tengah. Selain menjalankan sekolah pola umum, sekolah tersebut juga melakukan program boarding school bagi pelajar yang berjarak tempat tinggal. Informasi ini seperti disampaikan Kepala SMAN 15 Rahimawati, Kamis (4/8/2022).
“Kita terus memacu bagaimana sekolah boarding school dapat layak dan wajar ditempati oleh pelajar. Memang selama ini masih banyak kekurangan, pembenahan kearah lebih baik terus diupayakan dengan berkoordinasi dengan semua pihak termasuk pihak ketiga (wali murid),” ujarnya.
Dijelaskan, program boarding School program yang baru berjalan beberapa tahun di Aceh Tengah mendapatkan semangat baru bagi guru, wali murid serta jajaran pendidikan. Bagaimana tidak selama ini para murid yang jauh dari sekolah bisa "mondok" di lokasi sekolah dengan pengawasan ketat pihak sekolah.
Selain dilarang membawa handphone pihak pengelola boarding school juga menjaga ketat anak-anak didik yang berasal dari pinggiran desa. Untuk satu pelajar di SMAN 15 Binaan Takengon diwajibkan membayar biaya pemondokan sebesar Rp85 ribu. Lain itu ada biaya makan untuk satu bulan senilai Rp500 ribu.
Saat ini, pihak sekolah terus melalukan pembenahan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dengan melakukan penambahan tempat tidur yang didapat dari Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
Selain pendidikan formal para anak didik juga mendapatkan "santapan" pendidikan agama dengan menghadirkan para "guru" yang tepat dibidang masing-masing.
Rahimawati terus berharap dukungan dari semua pihak agar model sekolah ini terus berkembang dan mendapat perhatian dari semua kalangan. Menurutnya saat ini apa yang kurang dan kenapa orang tua wali lebih mengutamakan sekolah diluar daerah, padahal kita didaerah telah bertekad menciptakan sekolah yang nyaman dan bermutu.
"Sampai saat ini saya masih heran kenapa, orang tua menyekolahkan anaknya diluar daerah, kita mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di daerah pesisir saat ini, tentu dengan dukungan semua pihak," kata Rahimawati penuh semangat.
Rahimawati juga berharap dukungan pembangunan kelas bari bagi Boarding scol dalam pembangunan ruang kelas baru. "Kita akui pengelolaan ini masih belum sempurna dengan adanya masukan semua akan kita benahi dengan baik, tentunya," ungkap Rahimawati lagi.
Pembelajaran agama dan aqidah juga gerus disuguhkan bagi anak-anak boarding school saat ini. Menurut Rahimawati biaya yang diperoleh dari dinas provinsi sebesar Rp 4 juta perorangan digunakan untuk biaya-biaya lain pendukung kegiatan sekolah serta dana bos reguler Rp2 juta persiswa.
Seperti membayar biaya listrik, air tenaga pengajar, peningkatan mutu serta lain lain. Dengan jumlah siswa Boarding scol saat ini berjumlah 130 orang laki-laki dan perempuan. Disampaikanya sampai saat ini dukungan provinsi sangat baik untuk kelanjutan program Boarding schol di Aceh Tengah. Terbukti dengan adanya perhatian serius dalam pengadaan kekurangan fasilitas.
Harapan untuk kemajuan Boarding school di Aceh Tengah tidak setengah-setengah dengan segala kekurangan yang ada, Rahimawati berharap terus mendapat dukungan baik moril dan materil untuk pendidikan Aceh Tengah. (mc/03)