Diskominfo Ajak Mahasiswa Edukasi Masyarakat Bermedia Sosial Secara Cerdas dan Bijak

:


Oleh MC Kab Aceh Tengah, Jumat, 29 Juli 2022 | 10:58 WIB - Redaktur: Kusnadi - 301


Takengon, InfoPublik - Dalam rangka mengajak peran serta generasi muda untuk ikut berperan aktif mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menggunakan media sosial secara sehat, cerdas dan bijak, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tengah mencoba merangkul dan melibatkan para mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon.

Sebagai intelektual muda dan calon pemimpin masa depan, para mahasiswa diharapkan berdiri di barisan depan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat, agar mampu mengunakan media sosial dengan baik dan bersifat positif, sehingga bernafaat bagi para penggunan media sosial itu sendiri maupun bagi orang lain.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Aceh Tengah yang diwakili oleh Pranata Siaran Ahli Muda, Fathan Muhammad Taufiq ketika menyampaikan materi dalam kegiatan Pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa IAIN Takengon yang dilaksanakan di Gedung Pasca Sarjana IAIN Takengon, Kamis (28/7/2022).

Dalam kegiatan pembekalan PKL yang diikuti oleh para mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara dan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Syariah tersebut, Fathan yang juga MC InfoPublik Aceh Tengah ini menyampaikan materi pembekalan bertajuk "Cerdas dan Bijak Bermedia Sosial" sesuai dengan tema yang diberikan oleh pihak kampus, yaitu "Anak Muda Cerdas Bersosmed, Upaya Menjaga Keamanan Bangsa dan Agama"

Dalam pemaparan materinya, Fathan menyampaikan bahwa saat ini media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, LinkedIn, Instagram, Youtube dalan lain-lainnya sudah menjadi kebutuhan masyarakat dari semua kalangan, karena memiliki jangkauan sangat luas dan global tanpa batasan geografis serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.

Menurut Fathan, media sosial banyak memiliki nilai positif seperti bisa menjadi ajang menjalin komunikasi, hubungan relasi, sarana penyampaian informasi dan edukasi, membuka jaringan bisnis dan sebagainya. Namun juga tidak sedikit pengaruh negatifnya, misalnya bisa mengubah minsed masyarakat menjadi konsumtif dan materialistis, tersebarnya konten pornografi, kekerasan seksual dan pelecehan, membentuk polarisasi kepentingan politik dan ekonomi, tersebarnya informasi palsu alais hoax, munculnya hate spech, penistaan agama, penipuan, judi, terorisme, radikalisme dan sebagainya. Dalam kondisi tidak terkendali, penyebaran informasi negatif melalui media sosial juga mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, memumnculkan intoleransi dan menyebabkan diintegrasi bangsa.

Untuk itu, Fathan mengajak mahasiswa menjadi tameng terhadap pengaruh negatif akibat penggunaan media sosial, sekaligus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menggunakan media sosial secara cerdas dan bijak.

"Kalian adalah intelektual muda dan calon pemimpin masa depan, tentunya sangat diharapkan bisa menjadi benteng dan tameng dari pengaruh negatif media sosial terhadap kamanan dan ketertiban bangsa dan negara serta menjaga kerukunan antar ummat beragama, melalui sosialisasi dan edukasi aktif kepada masyarakat, mahasiswa juga harus mampu memberikan contoh bagi masyarakat bagaimana bermedia sosial secara cerdas dan bijak, jika digunakan secara cerdas dan bijak, sejatinya media sosial ini sangat bermanfaat untuk mendukung berbagai aktifitas kita" ungkap Fathan.

Fathan juga mengingatkan kepada para mahasiswa peserta pembekalan, bahwa dalam menggunakan media sosial, sangat penting menjaga etika. Karena pengguna media sosial berasal dari semua kalangan tanpa batasan usia, status sosial, agama, etnis dan negara.

"Boleh jadi informasi yang kalian share melalui media sosial itu dilihat dan dibaca oleh orang tua kalian, keluarga kalian, guru-guru kalian, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat yang ada disekitar kalian, apa jadinya jika konten yang kalian posting di media sosial mengandung unsur-unsur pornografi, pelecehan seksual, narasi tidak sopan dan ungkapan tidak senonoh, makanya hal penting yang juga perlu diingat dalam bermedia sosial adalah masalah etika, terlebih kita tinggal di daerah yang masih memegang erat syariat, adat dan kearifan lokal, tentu masalah etika ini menjad hal sangat urgen dalam semua aktifitas kita, termasuk dalam penggunaan media sosial " lanjutnya.

Lebih lanjut Fathan juga mengajak para mahasiswa untuk menyaring terlebih dahulu informasi yang akan dibagikan melalui media sosial, jangan sampai postingan yang dibagikan ternyata merupakan informasi palsu alias hoaks. Menurutnya informasi hoaks sangat berpeluang menimbulkan keresahan dan kecemasan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu juga dapat memicu kebencian, permusuhan dan perepecahan karena informasi hoaks biasanya bersifat provokatif, menjudge seseorang atau kelompok, menghasut dan menyembunyikan fakta sebenarnya.

Di akhir penyampaian materinya, Fathan mengajak para mahasiswa untuk menjadi mitra bagi Dinas Kominfo dalam rangka diseminasi informasi, keterbukaan informasi publik dan pencegahan hoaks. (*)