:
Oleh MC KOTA SOLOK, Jumat, 17 Juni 2022 | 20:18 WIB - Redaktur: Juli - 200
Solok, InfoPublik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok menyelenggarakan sosialisasi sekaligus edukasi tentang potensi bencana gempa bumi di Kota Solok, Kamis (16/6/2022).
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber dari Stasiun Geofisika Sumbar dan Pusat Studi Bencana Unand. Hadir juga 40 peserta perwakilan dari 13 kelurahan yang terdiri dari Ketua RT, RW, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang telah ditunjuk oleh kelurahan.
Acara dilaksanakan di Akmal Room Bappeda dibuka oleh Kasi PK BPBD Kota Solok, Fera Zuana. Ia berharap semua peserta kegiatan edukasi ini dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, dan sebagai tindak lanjutnya dapat menginformasikan pada masyarakat di kelurahan masing-masing.
Pada kesempatan ini, BPBD Kota Solok mengundang narasumber Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Suhaidi Ahadi, yang memaparkan informasi tentang Potensi Gempa Kota Solok.
Suhaidi mengungkapkan, potensi gempa di Kota Solok berasal dari Segmen Sumani yang melalui wilayah Kota Solok dan memiliki potensi maksimal mencapai 7,1 SR dengan kekuatan 8 MMI.
Suhaidi menjelaskan pada kondisi ini, potensi gempa dapat mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat, retak-retak bangunan pada konstruksi yang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, monumen-monumen roboh, dan air menjadi keruh.
Dalam hal ini Suhadi mengingatkan bahwa informasi ini bukan untuk menakut-nakuti warga Kota Solok tetapi untuk mengingkatkan kewaspadaaan masyarakat terhadap potensi yang dapat terjadi.
Selanjutnya materi diberikan oleh narasumber dari Pusat Studi Bencana Universitas Andalas, Dr. Eng. Ir. Febrian Anas Ismail, MT dalam materi yang bertema bangunan aman gempa. Dr. Febrian menjelaskan perlu adanya ikhtiar dari masyarakat yang berada di daerah rawan gempa untuk memperkuat struktur rumah mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya bersama tim peneliti University of Tsukuba, Jepang, Dr. Febrian mengemukakan, penguatan struktur rumah ramah gempa dapat dilakukan dengan teknologi yang sederhana dan murah. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kawat anyam guna memperkuat struktur tiang dan pemasangan bata sehingga tidak mudah roboh atau terlepas pada saat terjadi gempa.
Pada kesempatan ini, ia juga menyimulasikan perbandingan ketahanan rumah yang diperkuat dengan kawat anyam dan rumah tanpa kawat anyam terhadap gempa. Hasilnya ternyata bangunan yang diperkuat dengan kawat anyam memiliki ketahanan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan tanpa kawat anyam terhadap gempa.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Prov. Sumbar, Fajar Sukma, S.Pd mengingatkan masyarakat agar membangun kebiasaan dan siap-siaga terhadap bencana. Masyarakat harus mampu dan terlatih dalam menghadapi bencana sehingga mampu menyelamatkan diri dan keluarganya.
Dia juga menyampaikan bahwa masyarakat harus terlibat aktif dalam pencegahan bencana maupun saat terjadi bencana karena bencana harus dihadapi bersama-sama. (MC Kota Solok)