:
Oleh MC Kab Aceh Tengah, Jumat, 10 Juni 2022 | 13:02 WIB - Redaktur: Kusnadi - 607
Takengon, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menyambut baik dan mendukung kegiatan lembaga swadaya masyarakat Non Government Organization (NGO) asal Perancis, PUR Project dalam pengembangan restorasi lingkungan di Kabupaten Aceh Tengah.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Aceh Tengah, Drs, Shabela Abubakar ketika menghadiri Diskusi & Curah Pendapat untuk Program Agroforestry PUR Projet In, Aceh, yang digelar di Parkside Gayo Petro Hotel, Takengon, Kamis (9/6/2022).
Dalam diskusi tersebut, Shabela menyatakan, meskipun telah berjalan sekitar 4 tahun dan nyaris tidak melibatkan pemerintah daerah secara langsung, namun pihaknya tetap mendukung upaya yang telah dilakukan oleh NGO ini, karena dianggap bermanfaat untuk kelestarian lingkungan di Kabupaten Aceh Tengah.
"Informasi yang kami dapatkan, kegiatan ini telah berjalan empat tahun dan pemerintah daerah merasa tidak dilibatkan secara langsung, namun pada prinsipnya kami tetap mendukung program ini, mengingat pentingnya pengembangan restorasi lingkungan, terutama di Kabupaten Aceh Tengah sebagai daerah hulu dan penyangga utama bagi daerah pesisir sekitarnya," ungkap Shabela.
Menurut Bupati Aceh Tengah, yang terpenting adalah adanya niat bersama untuk berkomitmen memperbaiki lingkungan, dalam hal ini untuk kepentingan dan keberlanjutan dari Program Agroforestry oleh lembaga PUR Projet di Kabupaten Aceh Tengah.
"Kami menilai, Program Agroforestry oleh PUR Projet di Kabupaten Aceh Tengah ini merupakan upaya untuk menjaga stabilitas iklim di wilayah perkebunan kopi dengan mengurangi emisi melalui penyerapan karbon. Dengan meningkatkan volume penanaman pohon stok karbon akan bertambah, dan ini dapat meiminimalisir dampak perubahan iklim global yang baik secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi produksi Kopi Arabika Gayo yang yang merupakan komoditi unggulan di daerah kita," lanjutnya.
Lebih lanjut Shabela menambahkan, saat ini kondisi hutan di wilayah Kabupaten Aceh Tengah mayoritas merupakan hutan sekunder, hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami, yang membutuhkan pengawasan langsung untuk menjaga kelestarian nya.
"Melalui forum ini kami berharap, ada keterwakilan atau keterlibatan langsung dari pihak pemerintah daerah yang mengetahui kondisi wilayahnya terkait pengawasan dan monitoring lingkungan, pengamatan langsung dan secara periodik tentunya lebih efektif jika di bandingkan dengan penggunaan satelit dari jarak jauh, mengingat program ini banyak manfaatnya, kami berharap kedepan harus ada sinergi antara NGO dengan pemerintah daerah, agar hasilnya lebih optimal," harapnya.
Sementara itu, Project Officer Indonesia at PUR Projet Wilayah Aceh Tengah, Hendrika Fauzi melaporkan bahwa Program "Agroforestry" yang digagas oleh Pihak PUR Projet Aceh, turut bekerjasama dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat serta Koperasi lokal.
Lebih lanjut Hendrika menyebutkan, beberapa LSM lokal yang terlibat dalam program ini di antaranya LSM Leuser Hijau Lestari (LAHIR) dan LSM Land Hutan Gayo (LHG), serta Kopepi Ketiara, KKGO, Koperasi Gayo Antara, Ribang Gayo Musara.
Menurutnya, diskusi ini digelar untuk membahas terkait keberlangsungan program PUR Projet dengan para mitra untuk restorasi ekosistem akan diawali dengan eksplorasi potensi dan penjajakan kerjasama.
"Kehadiran kami di sini masih dalam tahap eksplorasi potensi dan kemungkinan kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam kegiatan restorasi ekosistem atau perbaikan lingkungan dengan tidak melupakan unsur edukasi dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar" ungkap Hendrika Fauzi.
Untuk diketahui, PUR Project merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional non profit berbasis alam dengan melibatkan 150 Perusahaan di 40 Negara, yang bergerak di bidang lingkungan khususnya penghijauan yang berpusat di negara Perancis.
PUR Project merupakan NGO yang memfokuskan diri pada program regenerasi ekosistem dan meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat rantai pasokan, meregenerasi ekosistem yang mereka andalkan serta memberdayakan Masyarakat lokal untuk mengoperasikan proyek sosial dan lingkungan, dalam jangka panjang termasuk pada program Agroforestri, pelestarian lahan, dan praktik pertanian berkelanjutan. (Fathan Muhammad Taufiq)