:
Oleh MC KAB BLORA, Sabtu, 14 Mei 2022 | 14:09 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Blora, InfoPublik - Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Rajiman Santarko merintis dan memanfaatkan tempat serta lahan untuk beternak itik atau bebek Peking pedaging hingga ratusan ekor.
Hal itu mendapat apresiasi dari Ketua PWRI Kabupaten Blora H. Bambang Sulistya saat silaturahmi ke rumah Rajiman Santarko di desa Gersi Kecamatan Jepon sambil bersepeda, Jumat (13/5/2022).
“Bagi saya, Jumat berkah, hari paling istimewa untuk beribadah dan momentum itu saya gunakan untuk kegiatan silahturahmi ke tempat yang dapat membuahkan berkah. Ibarat kupu kupu terbang dari bunga ke bunga untuk menghisap madu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan,” tutur mantan Sekda Blora itu.
Dijelaskannya, Rajiman adalah seorang sosok pemimpin yang memiliki loyalitas, dedikasi, kepekaan dan kreatifitas yang tinggi serta selalu mengedepankan semangat kekeluargaan dalam mengembangkan organisasi.
Terbukti sejak dulu menjabat kepala desa, Camat Tunjungan dan Anggota DPRD Blora, hingga saat ini sebagai ketua PWRI Kecamatan Jepon mampu mewujudkan kerukunan, kekompakan, kebersamaan dan kemajuan dalam pengelolaan organisasi yang diembannya.
Bahkan dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga saat ini Ia merintis sebuah kegiatan agribisnis beternak bebek peking pedaging untuk memberikan contoh dan motivasi kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya khususnya para wredatama agar memiliki kesibukan yang menghibur dan bisa menambah penghasilan keluarga.
Rajiman Santarko menceritakan bahwa pemilihan usaha ternak bahwa dipilihnya usaha ternak bebek peking pedaging dilandasi atas berbagai pertimbangan.
“Pertama Ternak itik peking pedaging lebih mudah dipelihara dari pada ternak ayam karena tidak memerlukan penangan khusus seperti perkandangan, ransum makanan dan kesehatan,” jelas Rajiman.
Berdasarkan pengamatan kegiatan ternak itik di lapangan hampir semua dilaksanakan oleh orang-orang awam atau orang baru yang tidak memiliki latar belakang pengalaman dan pendidikan ternak bebek.
Yang kedua, jelas Rajiman, ternak bebek diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak hewan unggas lainnya sehingga risiko kematian relatif sangat kecil. Cara terbaik dalam ternak itik untuk menghindari penyakit adalah dengan memelihara itik dalam kandang yang memadai baik dalam sanitasi maupun luas kandangnya.
Disamping pakan yang memenuhi jumlah gizi dan kesegaranya. Penempatan kandang seyogyanya terpisah dengan pemukiman penduduk karena limah dan suara itik dapat mengganggu lingkunan.
Untuk mengantisipasi limbah atau kotoran ternak dapat dilakukan penyemprotan dengan EM4 atau penambahan kunyit pada pakan.
“Ketiga, usaha ternak bebek merupakan usaha yang berbasis sumber daya lokal, artinya semua komponen yang diperlukan dapat diperoleh dari daerah sendiri mulai dari bibit, pakan dan peralatan yang diperlukan serta tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit tergantung dari skala usaha dan sistem pemeliharaan,” terangnya.
Kemudian keempat, pemeliharaan bebek peking pedaging tidak membutuhkan waktu lama karena laju pertumbuhan lebih cepat dari ternak unggas lain sehingga umur 45 hari sudah dapat di panen berat itik peking sudah bisa mencapai 1,5 kg.
“Perputaran modal relatif lebih cepat dalam jangka 6 bulan sudah dapat balik modal. Penjualan hasil itik pedaging sangat mudah langsung didatangi oleh para pedagang ketika masa panen dengan harga pembelian sesuai dengan harga pasar yang sedang berlaku,” ungkapnya.
Menurut prediksi hitungan, kata Rajiman, hasil panen 500 ekor bebek peking pedaging umur 45 hari mendapat keuntungan sebesar sekitar Rp4 juta. Dengan catatan tingkat kematian bebek kecil dan harga daging bebek hidup seperti yang berlaku menjelang hari raya lebaran 2022.
“Sebagai pembanding saya juga mengkaji kegiatan ternak bebek pedaging lokal yang dilakukan oleh bapak Suryanto di desa Geneng Kecamatan jepon, Ia seorang ASN pejabat esolon 4 yang menekuni ternak bebek pedaging jenis lokal sudah panen sepuluh kali belum pernah rugi,” imbuhnya.
Hasilnya keuntungan dari 600 ekor masa panen 45 hari rata rata mencapai Rp 3 juta.Dengan penuh semangat yang disertai senyum kegembiraan Rajiman seminggu lagi ternak bebek pekingnya akan panen.
Bakan pada bulan juni 2022, Rajiman akan menambah usaha agribisnis bebek peking pedaging dalam jumlah yang lebih besar dialokasikan di tempat dekat persawahan miliknya.
Sementara itu Ketua PWRI Blora Bambang Sulistya juga mendapat tawaran untuk datang agar tahu apakah ternak yang dipelihara memberi keuntungan sesuai ramalan yang sudah disajiakan.
“Sungguh merupakan pelajaran berhaga di saat silahturahmi bisa memperoleh serapan pengalaman yang dapat memberi kontribusi positif bagi upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. Apalagi ternyata daging bebek selain rasanya yang gurih dan lezat juga memiliki manfaat bagi kesehatan manusia,” jelasnya.
Diantaranya, meningkatkan daya tahan tubuh karena daging bebek adalah sumber protein dan selenium yang berperan penting bagi peningkatan imunitas dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh. Daging bebek juga menyehatkan kesehatan tulang dan jantung karena daging bebek mengandung kalsium dan asam lemak omega-3.
Demikian pula daging bebek mendukung kesehatan kelenjaran tiroid karena aneka nutrisi seperti jodium dan selenium yang berfungsi untuk kesehatan kelenjar tiroid. Selain itu daging bebek juga menjadi sumber energi yang menjadi sumber tenaga dalam aktifitas sehari hari.
“Berbagai upaya dan kiprah seperti yang dilakukan oleh Pak Rajiman dan Pak Suryanto di saat sulit seperti saat ini patut mendapat apresiasi positif karena telah membuka cakrawala baru dalam memberi solusi untuk menambah penghasilan keluarga khusus bagi para wredatama pejuang pembangunan dan para ASN yang masif produktif maupun yang mau memasuki purna tugas,” lanjutnya.
Karena budidaya ternak bebek pedaging dapat dilakukan secara sambilan dan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja dan modal yang besar tapi mampu memberi tambahan penghasilan yang menjajikan.
Sementara Bambang Sulistya mendapat tawaran untuk datang agar tahu apakah ternak yang dipelihara memberi keuntungan sesuai ramalan yang sudah disajiakan.
Di akhir silaturahmi, Rajiman Santarko yang juga pernah menjadi penyiar radio swasta di Blora menyampaikan parikan berbahasa jawa.
“Orek-orek montore mabur, montor mabur gede rodane. Senajan elek rak gede duwur. Sing gede duwur, larang regane. (Corat-coret motor terbang, motor terbang besar rodanya, meskipun jelek tapi tinggi besar, yang tinggi besar mahal harganya). Ayo saudaraku, tetap semangat berkarya,” ucapnya sambil tersenyum. (MC Kab. Blora/Teguh).