Pentingnya Kawruh Busana bagi Panatacara

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 23 Februari 2022 | 18:45 WIB - Redaktur: Kusnadi - 229


Sleman, InfoPublik - Paguyuban Panatacara Yogyakarta DPC Kapanewon Depok, Sleman mengadakan Sarasehan Budaya tentang Kawruh Busana, Selasa (22/2/2022) malam, di Gedung Sasana Anglocitatama, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Sarasehan yang diikuti oleh pengurus dan anggota aktif serta undangan itu menghadirkan narasumber Faizal Noor Singgih dari Paguyuban Panatacara Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut, Faizal mengatakan bahwa Kawruh Busana penting bagi Panatacara karena menjadi tokoh sentral dalam perhelatan, khususnya yang berkaitan dengan budaya Jawa.

“Seorang panatacara harus tahu bagaimana cara berbusana Jawa dengan baik dan benar. Ketepatan dalam memilih ragam busana dan memadukannya, serta keserasian dalam pemakaian akan mempengaruhi penampilan figur panatacara. Pepatah Jawa mengatakan, Ajining raga saka busana, Ajining dhiri saka lathi,” kata Faizal.

Faizal menambahkan bahwa ragam busana Jawa, khususnya Yogyakarta ada beberapa jenis, baik untuk pria maupun wanita. “Dari sekian banyak jenis busana, busana taqwa atau Surjan bagi pria dan kebaya tangkepan dengan ukel tekuk bagi wanita, adalah yang populer dikenakan dalam keseharian,” imbuh Faizal.

Dalam sarasehan itu, Faizal juga menjelaskan cara memilih kain/jarik baik bagi wanita maupun pria, cara membuat wiru, teknik memakai serta cara mengenakan keris. Selain itu, filosofi Ageman Taqwa/Surjanpun dibahas tuntas dalam kesempatan tersebut.

Sementara itu Imade, pengurus Paguyuban Panatacara DPC Kapanewon Depok menuturkan, sarasehan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan berbusana bagi anggota, terutama anggota muda.

“Karena dalam sarasehan tidak hanya diberikan teori, tetapi juga praktek. Dengan begitu nantinya bisa diterapkan baik ketika bertugas maupun pada acara-acara yang harus mengenakan busana Jawa gagrak Ngayogyakarta,” ungkap Imade.

Imade juga mengatakan bahwa Paguyuban telah mempunyai program sarasehan rutin lapanan/tiap 35 hari, dengan materi yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan serta skala prioritas.

“Misalnya tentang Kawruh Sesorah, Kawruh Busana, Tembang dan materi tematik lainya. Narasumbernya pun berbeda. Semoga anggota makin bergairah dan maju,” pungkas Imade. (Tri Joko/KIM Kalasan)