Selamat Jalan Walikotaku, Wali Kota Subulussalam Dua Periode H. Merah Sakti

:


Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Kamis, 9 September 2021 | 16:38 WIB - Redaktur: Tobari - 810


Subulussalam, InfoPublik -“ Selamat Jalan Walikotaku, “ demikian ungkapan  warga Kota Subulussalam  atas kepergian untuk selamanya H. Merah Sakti mantan Walikota Subulussalam dua periode  2009-2014 dan 2014-2019.

Rabu, (8/9/2021) informasi meninggalnya H. Merah Sakti membanjiri media sosial dan grup-grup WA, sontak kaget dengan kepergian mantan Wali Kota Sublussalam.

Ucapan bela sungkawapun membanjiri media sosial dan grup-grup WA. Ungkapan “ Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un semoga husnul khotimah, semoga diampuni segala dosanya dan lain-lain. “

Ungkapan bela sungkawa terus mengalir selain di media sosial, karangan bungapun berdatangan di rumah duka. Kabar meninggalnya H. Merah Sakti   selanjutnya diumumkan di masjid-masjid  yang ada di Kota Subulussaam.

Forkopimda Kota Subulussalam, tokoh masyarakat dan warga menanti kedatangan almarhum di perbatasan Kota Subulussalam – Kabupaten Pakpak Bharat tepatnya  di Kampong Lae Ikan Kecamatan Penanggalan.  Almarhum meninggal di Rumah Sakit Umum BIna Kasih Medan.

Antusias masyarakat Kota Subulussalam berdatangan ke rumah duka, berjubel dan  memadati rumah duka di jalan bengkel prima Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri.

Forkopimda Kota Subulussalam membaur bersama masyarakat  melayat di rumah duka. Salah satu tokoh masyarakat Kota Subulussalam  H. Ismail K mengumumkan kepada pelayat bahwa almarhum akan disholatkan di masjid Al Munawarah Subulussalam Selatan ba’da magrib, silakan kepada masyarakat untuk bersama hadir dan menyolatkannya.  

Usai sholat maghrib, jenazah H. Merah Sakti tiba di masjid Al Munawarah diiringi istri almarhum Hj.Sartina, anak-anaknya dan kerabatnya.   

Ust. Qaharuddin Kombih pimpinan pesantren Hidayatullah menjadi imam sholat janazah yang dilanjutkan dengan dzikir dan doa.

Waktu Isyapun tiba, pelayatpun mengikuti sholat Isya berjamaah dan selanjutnya mobil ambulance PSC 119 Kota Subulussalam  membawa jenazah ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Pegayo Kecamatan Simpang Kiri.

Warga dan kerabat dekatnya memakamkan jenazah, bersama petugas keamanan dari Brimob dan Polres turut membantu dalam proses pemakaman dan pengamanan di lokasi.

Setiap warga tentu memiliki cerita tersendiri mengenal sosok mantan Walikota Subulussalam H. Merah Sakti. Sosoknya yang tegas, suaranya yang lantang saat berpidato diakui semua orang termasuk para pejabat yang pernah berkunjung di Kota Subulussalam saat ia memimpin negeri sada kata.

Orator yang ulung  dengan suaranya yang lantang mengingatkan kita saat mendengarkan pidato-pidatonya pada saat acara-acara pemerintahan.

Kilas balik mantan Walikota Subulussalam  dari tulisan Agus Wahyudi dan Megah Tinambunan sebagaimana penuturan H. Merah Sakti dalam judul bukunya “ Petualangan Sang Putra Tualang". Banyak hal diceritakan dalam buku tersebut mengenai biografi dan galeri prestasi H. Merah Sakti. 

Merah Sakti terlahir sebagai pemilik zodiak Gemini , orang yang berzodiak Gemini cenderung memiliki bakat seorang pemimpin.

Lahir pada tanggal 8 Juni 1966 di Subulussalam dari orang tua Raja Djamaluddin Kombih dan Ibu Saudah, semenjak kecil berbakat menjadi seorang pemimpin.

Diceritakan, kata Imam Muda tokoh yang dituakan masyarakat Tualang, sifat kepemimpinan Raja Udinda terwariskan dalam diri Merah Sakti Kombih . Dia mirip kakeknya..

Merah Sakti adalah cucu Raja Udinda, Raja Tualang yang masyhur dan dikenang warga Tualang sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya. Ini rupanya yang menjadi catatan  tersendiri di mata Imam Muda.

Ayah H. Merah Sakti adalah seorang PNS yang dulunya ikut berjuang membangun kota ini semenjak masa kemerdekaan sampai resmi mendapat nama Subulussalam.

Pada masa pendudukan Jepang dia sudah diangkat sebagai Kepala MukimTualang diusia yang masih sangat muda.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Raja Djamaluddin Kombih ikut mendukung pemerintahan dengan menjadi salah satu staf administrasi di Simpang Kiri yang berkantor di Rundeng.

Pengabdiannya terus berlanjut selama bertahun-tahun ikut berjuang dalam beragam situasi konflik. Sampai akhirnya Simpang Kiri mendapatkan perhatian khusus dan mendapatkan nama baru menjadi Subulussalam.

Sebagai keturunan Raja Tualang, sudah adatnya bagi Raja Djamaluddin Kombih memberi nama putranya dengan gelar “Raja” sebagaimana dirinya.

Namun ada sedikit berbeda, Raja Djamaluddin tidak memberi nama sematan Raja pada putra sulungnya, dia memberi gelar lain yang maknanya sama yaitu Meurah.

Meurah itu raja, sama saja maknanya. Putra sulungnya ia beri nama lengka  Meurah Sakti Kombih. Nama Meurah hanya untuk putra sulungnya, ketiga adiknya yang laki-laki diberi gelar raja.

Mereka adalah Raja Bakti Kombih, Raja Nasir kombih dan Raja Mansur Kombih, satu lagi perempuan diberi nama Cut Suryati.

Ketika bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Subulussalam rupanya guru kurang jeli dengan nama Meurah Sakti Kombih. Mungkin dikiranya salah tulis, maka dalam ijazah pun tertulis nama Merah Sakti Kombih. Raja Djamaluddin Kombih dan sang putra tidak mempersalahkan, itu hanya sekedar nama.

Maka sampai saat ini orang-orang mengenal putra sulung Raja Djamaluddin Kombih dan Saudah dengan sebutan Merah Sakti Kombih. Ketika menjabat Wali Kota Subulussalam orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Pak Wali Kota Merah Sakti.

Selamat Jalan Walikotaku, Wali K2ota Subulussalam H. Merah Sakti periode 2009-2014 dan 2014-2019 semoga amal ibadahmu diterima Yang Maha Kuasa Allah ‘Azza Wazalla, diampuni segala dosa dan keluarga yang ditinggalkan tabah, sabar dan ikhlas menerima ujian. Semoga husnul khotimah. Aamiin. (MC Kota Subulussalam/toeb)