Camat Poto Tano Harap BUMDes Berperan Aktif Amankan Harga Pokok Penjualan Jagung Petani

:


Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 5 Maret 2021 | 13:27 WIB - Redaktur: Kusnadi - 388


Sumbawa Barat, InfoPublik – Menjelang panen raya jagung di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat sekitar beberapa minggu ke depan, Camat Poto Tano Agusman berharap harga jual jagung petani dapat diamankan sesuai pokok penjualan (HPP).

Ia berharap harga penjualan petani sesuai dengan harga pokok yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian.

Untuk mengamankan harga jual jagung petani sesuai dengan HPP, ia berharap kepada pemerintah desa untuk bersama-sama membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama, sehingga harga jagung tidak gampang dipermainkan.

“Desa-desa yang memiliki produksi jagung tinggi meskinya ada nilai tawar atau membentuk BUMDes bersama agar harga jagung ditentukan bersama dan merata,” ujar Camat Poto Tano yang biasa dikenal dengan nama Daeng Agus saat ditemui di Poto Tano, Kamis (4/3).

Tujuan dari pembentukan BUMDes bersama, lanjut Daeng Agus, yaitu agar harga jagung sesuai dengan HPP dan tidak merugikan para petani.

Menurutnya, selama ini banyak pihak yang langsung membeli ke petani dan dengan gampang mempermainkan harga.

“Kalau ini dapat diatur oleh BUMDes bersama maka para petani tidak akan dirugikan,” katanya.

Produksi di kecamatan Poto Tano adalah yang terbesar di Sumbawa Barat. Produksi pipilan kering pada tahun 2019 dan 2020 mencapai angka 26 ribu ton dengan luas lahan 4.403 hektar.

“Dengan hasil tersebut, rata-rata per hectare menghasilkan 7 sampai 10 ton jagung,” katanya.

Namun pada tahun 2021, produksi jagung akan terus meningkat signifikan karena pada musim tanam jagung hampir 100 persen lahan pertanian ditanami jagung oleh warga.

Kecamatan Poto Tano memiliki delapan desa dan rata-rata memiliki produksi jagung yang melimpah kecuali Desa Poto Tano.

Kepala Dinas Pertanian Sumbawa Barat Suhadi saat diwawancarai di Taliwang, Kamis (4/3) mengatakan bahwa pihak nya akan terus mendukung petani untuk terus meningkatkan produksinya, terutama di masa pandemic covid-19 seperti saat ini.

“Kami akan mendukung para petani di Sumbawa Barat termasuk petani jagung di Poto Tano mulai dari pendataan areal, alokasi bantuan benih, jumlah kebutuhan pupuk, pemantauan hama penyakit dan fasilitas asuransi atau KUR,” kata Suhadi.

Berdasarkan data Pusdatin Kementan terdapat 10 Provinsi di Indonesia sebagai produsen jagung tertinggi salah satunya NTB di urutan ke enam dengan luas panen mencapai 206.700 hektar dan menghasilkan 1,34 juta ton jagung. (MC Sumbawa Barat/Feryal/yeni)