Investasi di Kabupaten Garut Alami Penurunan Hingga 36,4%

:


Oleh MC KAB GARUT, Jumat, 4 Desember 2020 | 16:37 WIB - Redaktur: Tobari - 340


Garut, InfoPublik – Investasi di Kabupaten Garut mengalami penurunan sekitar 36,4% dari tahun 2019, hal ini karena adanya wabah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan khususnya Indonesia.

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kabapaten Garut, Eko Yulianto, akibat Covid-19 investasi di Kabupaten Garut mengalami penurunan.

“Kalau tahun ini jelas menurun karena Covid-19,” ujar Eko saat ditemui di kantornya, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (3/12/2020).

Selain akibat pandemi Covid-19, lanjut Eko, salah satu kendala penanaman investasi di Garut ini masih rendah karena bentuk tata ruang di Kabupaten Garut belum berbentuk digitalisasi.

Jika kita berbicara tentang investasi, ini diawali dengan adanya tata ruang. Kita sudah memiliki rencana tata ruang wilayah, tapi di dalam rencana tata ruang wilayah ini terdapat koordinator yang bertanggung jawab.

Misalnya ketika orang ingin berinvestasi di bidang perumahan atau industri, nah mereka (yang ingin berinvestasi) masih terkendala karena ini masih merupakan konsep tata ruangnya saja, apalagi tata ruang belum berbentuk digital.

"Berbeda dengan Bali, di Bali jika seseorang ingin berinvestasi tidak usah datang ke kantor kita, mereka tinggal buka tata ruang yang digital,” ucapnya.

Eko menyebutkan digitalisasi tata ruang ini akan memudahkan para investor yang akan melakukan penanaman modal di Kabupaten Garut.

“Sekarang ini bupati sudah memerintahkan dinas teknis untuk segera melengkapi RDTR (Rencana Detail Tata Ruang)-nya," ujarnya.

Bila sudah ada RDTR, imbuhnya, akan memudahkan para investor, klik tempat yang diinginkan, dilihat secara online, kemudian memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. "Dan untuk tindak lanjutnya baru datang ke kantor," ucapnya. Hal inilah yang yang menjadi kendala, sehingga belum terwujud.

Berdasarkan data, untuk realisasi investasi di Kabupaten Garut sendiri pada tahun 2019 mencapai Rp1,3 Triliun sedangkan untuk tahun 2020 ini baru mencapai Rp872 Miliar. (MCC Garut/toeb)