:
Oleh MC Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis, 22 Oktober 2020 | 11:27 WIB - Redaktur: Juli - 306
Tuapeijat, InfoPublik - Sesuai dengan amanat rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2020-2024, Pemerintah berencana mengembangkan industri berbasis perkebunan sagu.
Hal tersebut disampaikan saat penyelenggaraan Pekan Sagu Nusantara (PSN) 2020 dalam rangka mendorong pengembangan sagu nasional yang diikuti 14 provinsi/kabupaten/kota sentra sagu Indonesia, Selasa (20/10/2020).
"Sagu sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Mentawai sejak dahulu dari ujung pucuk hingga akarnya. Kehidupan masyarakat di Mentawai tidak lepas dari keberadaan komoditas pangan sagu yang juga bagian dari budaya dan ada filosofinya," ujar Yudas Sabaggalet, Bupati Kepulauan Mentawai dalam seminar sagu Mentawai di aula Bappeda Kepulauan Mentawai.
Saat bersamaan Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Kortanius Sabeleake menekankan bahwa sagu tidak hanya ditargetkan sebagai bahan pangan nasional namun merambah ke kancah internasional, memasuki pasar pangan dunia.
"Agar sagu di Mentawai bisa go nasional dan internasional tentunya perlu ditingkatkan teknologi pertanian dalam pengolahannya. Selain sumber ketahanan pangan, sagu mengandung antioksidan dan baik untuk mencegah risiko penyakit jantung," tutur Kortanius Sabeleake.
Selanjutnya, Kepala Bappeda Mentawai, Naslindo Sirait memaparkan bahwa, sagu yang merupakan kearifan lokal memiliki potensi besar untuk mengembangkan ketahanan pangan secara luas dan potensi ekonomi.
Ia mengatakan, lahan yang tersedia di Kepulauan Mentawai setidaknya bisa mengembangkan 10.000 hektare areal perkebunan sagu, dan diperkirakan dari lahan sagu seluas 1 hektare bisa menghasilkan 20 ton (20.000 kilogram) sagu.
"Potensi ekonomi industri perkebunan sagu sangat besar. Selama ini, penjualan sagu masih berupa tepung sagu basah. Seharusnya diolah menjadi tepung pati sagu yang kering," ujar Naslindo.
Pati sagu berkualitas tinggi adalah pati yang putih, bersih, kering, dan tidak berbau. Oleh sebab itu, imbuh Naslindo, Pemerintah akan melakukan tiga intervensi yakni pada sektor agronomi/penanaman, pengolahan, dan pemasaran.
"Kita coba memulai menanam dengan bibit varietas unggul. Kemudian, pemanfaatan teknologi atau mesin dalam pengolahan," imbuh dia.
Ia menambahkan, pada pengembangan sagu juga bisa membuka peluang sektor peternakan di sekitarnya. Kemudian, limbah padat dan cair dari sagu bisa menjadi biogas/sumber energi dan pupuk.
Selanjutnya, ia berharap akan ada percontohan perkebunan sagu dari Dinas ketahanan pangan dan pertanian serta pengembangan keterampilan SDM melalui pelatihan, dan stimulasi kewirausahaan dari dana CSR.
Pada kegiatan tersebut juga diramaikan dengan acara expo (pameran) kuliner berbasis sagu yang diperlombakan masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan konsumsi sagu beserta ikan sup. (KS)