:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Minggu, 27 September 2020 | 13:54 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 370
Subulussalam, InfoPublik - Dalam kunjungan kerja di Aceh Kepala BNPB Doni Monardo mengajak para pejabat untuk patuhi protokol kesehatan.
Hal itu dikatakannya saat melakukan diskusi bersama Forkopimda Aceh dan unsur lainnya bertempat di Aula Serbaguna Pemprov Aceh. Sementara pemerintah Kabupaten/kota se-Aceh mengikuti acara tersebut melalui vidcon, Sabtu (26/9/2020).
Untuk Pemko Subulussalam dihadiri Wakil Wali Kota Drs. Salmaza, MAP, Dandim 0118/Subulussalam Letkol Inf Winas Kurniawan, Kapolres AKBP Qori Wicaksono, Kepala BPBD Adita Karya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Baginda, SH. MM, Kabag Humas dan Protokoler Amrin Cibro, S. Sos.
Plt. Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah membuka acara dan melaporkan penanganan Covid-19 di Aceh kepada Ketua BNPB dilanjutkan penyampaian Pangdam IM dan Kapolda Aceh, Ketua MAA Aceh, Wakil Ketua TP PKK Aceh dan terakhir Direktur RSUD Zainal Abidin Banda Aceh.
Mendengar penyampaian berbagai pihak kendala dan persoalan dalam penanganan Covid-19 di Aceh Ketua BNPB Doni Monardo akhirnya melakukan diskusi dan merespon saran, masukan dan harapan.
Doni Monardo menyebutkan dalam rangka mengatasi kekurangan masker menurutnya dengan memanfaatkan kearifan lokal, menyiapkan mesin jahit dan bahan kain. Nanti pihaknya akan mendukung berapa kebutuhannya yang akan siapkan ibu-ibu PKK, peran ibu-ibu itu sangat penting, pungkasnya.
Dikatakannya Prof. Wiku telah menemukan bahan kain yang bisa menyaring virus, hal ini menanggapi kekurangan masker yang disampaikan Wakil Ketua TP PKK Aceh Ibu Dyah.
Menanggapi tracking dan testing untuk mengetahui penyebaran Covid-19, termasuk sarana dan prasarana yang perlu disiapkan untuk mengatasi kekurangan daya tampung pasien Covid-19.
"Kami bersama Kementerian PUPR dan pihak lainnya akan mendukung dan membantu kekurangan tersebut karena Aceh menjadi salah satu provinsi yang menjadi pantauan satgas," ucapnya.
Sementara untuk pasien OTG sarannya agar dikarantina khusus di hotel atau tempat lainnya yang fasilitasnya nyaman dan menyenangkan, dengan membuat orang senang maka ini menjadi obat, karena saat ini belum ada obat yang diakui WHO secara resmi.
Disebutkan, bahwa tingginya angka kasus Covid-19 seperti di Jakarta dan lainnya akibat warganya tidak percaya atau tidak yakin kena Covid-19 maka penyebaran sangat pesat dan tidak terkendali. "Jakarta yang tingkat pendidikannya tinggi saja seperti itu," sebutnya.
Masyarakat masih menganggap Covid rekayasa, konspirasi, tidak ada padahal korban di tingkat global sangat besar. ini sangat berbahaya. Ini perlu diingatkan terus kepada masyarakat.
Maka pejabat harus menjadi suri tauladan. Kalau mau mengajak masyarakat maka harus diawali kita dulu. Bagaimana mungkin menerima ajakan kita kalau kita tidak patuh, katanya.
Figur dan tokoh di setiap daerah sangat berperan untuk bersama-sama mengajak masyarakat agar peduli terhadap hal ini. Di Aceh peran ulama sangat berpengaruh maka keterlibatannya sangat dibutuhkan.
Covid-19 ini belum tahu kapan berlalu, maka peran ulama sangat vital untuk mengajak masyarakat agar peduli bahwa Covid-19 itu nyata dan berbahaya sehingga masyarakat kita bisa menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kesempatan itu juga Kepala BNPB Doni Monardo akan mendukung rumah sakit rujukan Covid-19 selain RSUD Zainal Abidiin yakni disiapkan di Lhokseumawe dan Meulaboh.
Diakhir kunjungannya Kepala BNPB Doni Monardi menyerahkan bantuan secara simbolis sejuta masker kepada Aceh yang diterima langsung oleh Plt. Gubernur Aceh. (Reporter MC Kota Subulussalam)