:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Minggu, 23 Agustus 2020 | 13:30 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 297
Subulussalam, Info Publik - Wakil Wali Kota Subulussalam Drs. Salmaza, MAP menegaskan melakukan pecegahan dan memutus penyebaran Covid-19 bukan hanya pemerintah tapi semua kompunen masyarakat.
"Mencegah dan memutus penyebaran Covid-19 di Kota Subulussalam semuanya berhak dan mesti dilakukan semua orang, siapapun, organisasi manapun tidak harus pemerintah ini adalah panggilan jiwa,"katanya Salmaza selaku Ketua I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Subulussalam di ruang kerja Sekretariat Gugus Tugas Pendopo Walikota, Sabtu (22/8/2020).
Pemerintah melalui gugus tugas mengajak semua komponen untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Subulussalam, pungkasnya.
"Silahkan sesuai kompetensinya untuk berbuat karena ini soal kemanusiaan dan menjaga kesehatan diri kita. Kita pahami bahwa Covid-19 ini adalah penyakit menular sehingga siapapun bisa dapat terjangkiti apabila imunnya lemah."katanya.
Maka dari sejak awal pemerintah telah memberikan sosialisasi dari berbagai media nasional dan daerah mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Serangan bertubi-tubi terhadap pemerintah dalam menangani Covid-19 secara masif terus dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tidak akan menyurutkan tugas pemerintah dalam menangani Covid-19.
Ini adalah tanggungjawab pemerintah bagaimanapun resikonya, "membayangkan para petugas medis kita yang berjibaku hingga dirinyapun harus menanggung resiko itu, puluhan orang diswab dan 5 tenaga medis dinyatakan positif."katanya.
Ia juga membayangkan mereka ada keluarga, suami, orang tua dan sanak keluarganya. "apakah kita tidak juga empati? maka kami mengajak semua komponen untuk betul-betul menyadari dan menggerakkan diri untuk mematuhi saran dari pemerintah."katanya.
Sementara Dandim Subulussalam Letkol Inf. Winas Kurniawan menegaskan pihaknya akan mendukung pemerintah dalam mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Subbulussalam.
"Pencegahan dan memutus mata rantai dimulai dari diri sendiri dengan menyiapkan perangkat diri seperti masker, hand sanitizer selalu kita bawa kemanapun.ini senjata pencegahan itu, katanya.
Seterusnya Dandim mengingatkan kepada instansi pemerintah di mulai dari tingkat desa hingga kecamatan dan SKPK untuk menerapkan protokol kesehatan. "Disetiap instansi mesti ada tanki cuci air dan sabunnya atau disediakan hand sanitizer, dalam pelayanan pun masyarakat untuk wajib menggunakan masker, sebutnya.
Ketua FKUB Kota Suulussalam Karlinus menyebutkan para tokoh agama sangat mendukung langkah pemerintah dalam menangani Covid-19 di Kota Subulussalam, meskipun masih ada kekurangan, sebutnya.
"Kekurangan itu perlu didukung oleh semua komponen masyarakat Kota Subulussalam, pihaknya memohon agar pemerintah memberikan masker kepada masyarakat,"pintanya.
Dalam kesempatan itu Pdt. Bangun Sihombing menyebutkan masih ada daerah yang belum terjangkau sarana informasi agar diberikan sosialisasi atau brosur terkait Covid-19. "Hari ini ada diantara mereka tidak tahu bahwa di Kota Subulussalam sudah ada positif Covid-19, “Sungguh sangat riskan penularan Covid-19, “pungkasnya.
Sementara Pelaksana Harian Gugus Tugas Khainuddin, SKM, MAP dalam paparannya menyebutkan kasus Covid-19 tidak pernah turun malah semakinn naik trennya.
Dikatakan, sebelum dikenal sebagai COVID-19, penyakitnya dikenal sebagai virus corona baru 2019 atau 2019-ncov dan merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Apa gejalanya, demam > 38°C, batuk, Pilek, sesak nafas (Pneumonia), nyeri tenggorokan, 85 % tanpa gejala tetapi bisa menularkan. Sebagian besar orang hanya akan mengalami gejala ringan, namun di kasus-kasus yang tertentu.
Infeksi dapat menyebabkan peunomonia dan kesulitan bernapas. Pada sebagian kecil kasus, infeksi virus corona bisa berakibat fatal. Orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes kemungkinan mengalami sakit lebih serius.
Melalui percikan ludah atau droplet dari penderita COVID-19 Penelitian who : Covid-19 bisa bertahan di udara melayang-layang s/d 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk.
Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati penyakit yang disebabkan virus corona baru (COVID-19). Mereka yang terinfeksi virus harus menerima perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar pasien sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami.
Beberapa perawatan spesifik saat ini tengah diteliti, dan akan melalui uji klinis.WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan sejumlah mitra. "Penyakitnya berbahaya, obatnya belum ada. Apa yang harus kita lakukan ? Hal yang paling efektif dilakukan untuk menghindari virus covid-19 ini adalah salah satunya dengan pencegahan," tegasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika selaku Jubir Gugus Tugas Baginda, SH. MM dalam kesempatan itu mengungkapkan keprihatinannya akibat komentar di medsos yang negatif terhadap kinerja pemerintah dalam menangani Corona di Kota Subulussalam."Mereka seakan-akan Corona itu tidak ada padahal itu nyata,"pungkasnya.
Untuk itu memohon kepada para tokoh agama untuk memberikan pemahaman dan kesejukan kepada jemaatnya dengan mengikuti protokol kesehatan dan menggunakan medsos dengan baik, pintanya.(Reporter MC Kota Subulussalam)