:
Oleh MC KAB BULUNGAN, Jumat, 14 Agustus 2020 | 12:13 WIB - Redaktur: Tobari - 503
Bulungan, InfoPublik - Dalam rangka evaluasi terhadap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Danum Benuanta Tanjung Selor, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan menggelar rapat evaluasi bersama pihak tersebut, Kamis (13/8/2020).
Bertempat diruang Rapat Bupati Bulungan, pimpinan rapat langsung diambil alih oleh Bupati Bulungan Sudjati.
Turut hadir Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Hamdani, Kepala BPKAD Tumanggor, Kabag Ekonomi Zakaria, Kabag Hukum Jotam L S, Plt Bapeda dan Litbang Iwan Sugianta serta Direktur Perumda Danum Benuanta Winardi berserta jajarannya.
Paparan kinerja Danum Benuanta pada Semester I pada tahun 2020 ini disampaikan langsung oleh Direktur Perumda Danum Benuanta, yang menyampaikan beberapa hal terkait kinerja Perumda tersebut.
Disebutkannya saat ini wilayah layanan Perumda Danum Benuananta, telah mencakupi tujuh wilayah, yaitu Tanjung Selor, Tanjung Palas, Jelarai, Pulau Bunyu, Salimbatu, Bumi Rahayu serta Sekatak.
“Tanjung Palas, Tanjung Selor dan Jelarai itu sudah 24 jam produksi, sementara Bunyu baru 14 jam, Salimbatu 10 jam, Bumi Rahayu 16 jam dan Sekatak 8 jam,” ungkap Winardi.
Dari ketujuh wilayah tersebut lanjutnya volume produksi mencapai 2.953.427 meter kubik atau tercapai 95,89 dari target yang ada, sedangkan untuk volume distribusi mencapai 2.761.715 meter kubik, jika dipersentasekan itu mencapai 94,42% dari target yang ada pada semester I tahun 2020.
“Sedangkan air yang terjual pada tujuh daerah layanan tersebut mencapai 2.224.171 meter kubik atau mencapai 100,34 persen dari target yang ada yaitu 2.216.545 meter kubik,” jelasnya.
Satu hal yang juga menjadi kendala juga kata dia yaitu kebocoran, selama semester I tahun 2020 ini, tingkat kebocoran mencapai 19,46%, di mana wilayah pelayanan Tanjung Palas memiliki tingkat kebocoran tertinggi yaitu 22,18%, disusul Tanjung Selor 20,90%.
“Jelarai memiliki tingkat kebocoran mencapai 15,64%, Bunyu 4,76%, Salimbatu 0,73%, Bumi Rahayu 19,20% dan Sekatak 15,46%,” sebutnya.
Kebocoran ini sendiri lanjut Winardi terjadi karena dua hal, yaitu teknis dan non teknis. di daerah kita kebocoran yang paling banyak terlihat atau terjadi adalah kebocoran non teknis, yang tidak dapat kita lihat.
“Kalau teknis bisa kita lihat dan cepat diatasi, yang non teknis ini sulit kami tekan,” bebernya.
Kebocoran non teknis yang paling sering itu adalah kebocoran administrasi, karena kaitannya dengan air yang terjual, ini termasuk ilegal koneksi. Selain itu pembacaan meter juga menjadi penyebab kebocoran.
“Kami terus berusaha meminimalisir hal tersebut. Untuk kabupaten memang Bulungan termasuk yang terendah diantara kabupaten lainnya,” sebutnya.
Selain paparan yang dilakukan oleh pihak Perumda, beberapa pihak yang hadir juga turut memberikan masukan-masukan kepada Perumda tersebut untuk kebaikan dan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Selain itu agar Danum Benuanta dapat menekan kebocoran yang ada tersebut, memaksimal kan hibah-hibah yang ada dari berbagai pihak.
Sebelum ada perencanaan harus dibacarakan bersama-sama, sehingga tidak ada mis komunikasi yang berujung tidak maksimalnya pelayanannya.
Bupati Bulungan Sudjati juga menyampai apresiasi kepada Perumda Danum Benuanta yang selama ini telah berupaya memberikan yang terbaik, tentu juga sangat diharapkan agar PDAM terus berinovasi.
“Penambahan sambungan pelanggan dengan diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan juga perlu diperhatikan. Selain itu berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis segera diselesaikan dan dicarikan solusi sebaik-baiknya sehingga PDAM dapat semakin maju dan berkembang lagi,” katanya. (MC Bulungan/sny/toeb)