Bupati Banyuasin Ajak Semua Pihak Jaga Hutan Mangrove

:


Oleh MC KAB BANYUASIN, Selasa, 11 Agustus 2020 | 13:07 WIB - Redaktur: Juli - 436


Pangkalan Balai, InfoPublik – Hutan Mangrove atau yang dikenal dengan hutan bakau di Taman Nasional Sembilang yang berada di Sungsang Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan merupakan hutan bakau terbesar di dunia.

Hutan ini sering disebut sebagai paru-paru dunia. Manfaat lain, untuk mencegah Intrusi Air Laut, Erosi dan Abrasi Pantai serta sebagai Tempat Hidup dan Sumber Makanan, karena itu, Bupati Banyuasin H. Askolani mengajak semua pihak termasuk masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove tersebut.

“Hutan bakau di TNS ini paru-paru dunia, mari kita jaga kelestariannya,“ kata bupati saat bersama Gubernur Sumsel Herman Deru menanam Mangrove di Desa Muara Sungsang Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Senin (3/8/2020). Penanaman pohon mangrove ini Dalam Rangka Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia, dan Memperingati Hari Mangrove sedunia.

Di sisi lain, hutan mangrove TNS ini menyimpan sejuta pesona, sehingga menjadi lokasi pariwisata yang cukup menarik. “Berjuta burung seberia pada Oktober-Desember migran ke TNS, ini jadi daya tarik tersendiri," kata dia.

Dalam kesempatan ini, Bupati H. Askolani juga mengunjungi perkampungan warga, dan mengimbau agar warga disiplin mematuhi protokol kesehatan dan membagikan masker dalam upaya pencegahan covid 19. "Silakan berativitas seperti biasa, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan tidak bersalaman lebih dahulu saat ini," kata dia.

Mangrove di Taman Nasional Sembilang dimana di dominansi oleh jenis mangrove Exoceria agallocha sebesar 99,94%, nilai kerapatan relatif tertinggi 98,4%. Jenis mangrove Exoceria agallocha memberikan pengaruh dan peranan yang besar dalam komunitas mangrove di Taman Nasional Sembilang.

Seperti diketahui, Penanaman Mangrove bersama gubernur ini berlangsung serentak se-Sumatra, dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia dan HUT ke 75 kemerdekaan RI yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Untuk tanggal 3-4 Agustus 2020 Acara dilaksanakan secara serentak di 9 Provinsi di Pulau Sumatra meliputi Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Aceh. Kegiatan ini dipusatkan di Bangka Belitung dan akan dicanangkan oleh Presiden RI tanggal 5 Agustus 2020.

Penanaman Mangrove Bersama Gubernur Sumatra Selatan dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Api-api dengan dihadiri oleh Gubernur Sumatra Selatan beserta jajaran terkait dan Forkompimda, UPT lingkup Kementerian LHK, pemerhati mangrove dan masyarakat. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwakili oleh Staf Khusus Menteri LHK Irjen pol Jhonny Siahaan, didampingi oleh Sekretaris Ditjen PSLB3 Sayid Muhadhar.

Pada kesempatan itu, Gubernur Herman Deru mengatakan, ekosistem mangrove merupakan sumber daya lahan basah wilayah pesisir dan sistem penyangga kehidupan dan kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi, oleh karena itu perlu upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

Ekosistem mangrove juga merupakan bagian integral dari pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu dengan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Perlu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor, instansi dan lembaga dalam pemeliharaan ekosistem mangrove.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2019 luas mangrove Indonesia kurang lebih 3,31 juta hektare, yang seluas kurang lebih 2,67 juta hektare (81%) ekosistem mangrove dalam kondisi baik dan seluas 0,67 juta hektare (19%) dalam kondisi kritis.

”Untuk Provinsi Sumatra Selatan, luas mangrove kurang lebih 158,734 hektare yang tersebar di Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir," kata dia.

Berbagai kajian akademik secara konsisten menunjukkan bahwa kehilangan mangrove terbesar di Indonesia dipicu oleh perluasan lahan tambak yang sangat masif. Selain itu juga disebabkan alih fungsi lahan menjadi permukiman, perkebunan, sarana infrastruktur, penebangan illegal, serta pencemaran limbah.

Peringatan Hari Mangrove Sedunia ini ditandai dengan penanaman 2020 batang Mangrove di setiap provinsi secara bersama-sama, dalam upaya membangun sinergi dan sinkronisasi lintas sektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove.

”Harapannya, dapat terpeliharanya fungsi dan manfaat mangrove bagi kehidupan, antara lain sebagai pelindung dari abrasi air laut; penyangga dan pencegah intrusi air laut; penyimpan karbon; fungsi ekowisata dan mitigasi bencana," kata Deru.