:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Selasa, 25 Februari 2020 | 15:43 WIB - Redaktur: Juli - 451
Sumbawa Barat, InfoPublik - Kasus Demam Berdarah (BDB) yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti periode Februari 2020 di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menunjukan peningkatan yang cukup tinggi.
Hal tersebut dibuktikan dari jumlah kasus DBD pada Januari 2020 sebanyak 18 kasus dan Februari 2020 terdapat 20 kasus, di mana sebelumnya pada Februari 2019 kasus DBD hanya 8 kasus saja.
Meningkatnya kasus Demam Berdarah sepanjang Januari dan Februari 2020, membuat Dinas Kesehatan KSB bersama Tim gerak Cepat Puskesmas harus segera mengambil langkah untuk mengatasinya.
Kepala Dinas Kesehatan KSB, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Aguslan Efendi, di Taliwang, Selasa (25/2/2020) mengatakan, Dinas Kesehatan melalui tenaga Puskesmas Tim Gerak cepat (TGC) terus melakukan pemantauan peningkatan kasus DBD di wilayah masing-masing sebagai respon dari dampak meningkatnya kasus pada masuknya musim hujan dan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.
"Selain melakukan PSN Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan cara mencari kasus di masyarakat yang diduga terkena DBB, hal ini dilakukan guna menolong pasien yang diduga terkena DBD dengan cepat sehingga kasus lain di lokasi yang sama tidak terjadi lagi," katanya.
Selain itu, tambah Aguslan, hal paling ampuh untuk mencegah DBD adalah melakukan 3M plus yaitu menguras membersihkan penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang kembali barang bekas yang dapat dijadikan sarang nyamuk serta menaburkan bubuk Abate pada penampungan air.
Selain itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara membersihkan tempat-tempat penampungan air di luar dan dalam rumah juga sangat penting, membersihkan selokan dan tempat-tempat yang diduga bisa menjadi media berkembang biaknya nyamuk.
“PSN ini jika dilakukan secara tepat dan rutin maka kita dapat mencegah berkembangnya nyamuk ini, sehingga dapat menekan angka kasus DBD,” katanya.
Pengelola Program DBD/Malaria Dinas Kesehatan KSB, Dedi Iswahyudi, juga berharap kepada masyarakat untuk terus melakukan PSN secara rutin dan tepat, jika tidak dilakukan pemberantasan sarang nyamuk maka telur dan jentik nyamuk akan terus berkembang.
“Ini harus dilakukan secara rutin, apalagi saat ini menurut penelitian, telur dan jentik nyamuk sudah bisa terinfeksi virus DBD dari induknya, jika jentiknya ini dewasa dan langsung menggigit orang maka orang tersebut akan langsung menderita DBD,” katanya.
Sementara pengelola Program pengamatan Penyakit dan Imunisasi, Ranggewan Putra, juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa fogging bukan jalan satu-satunya untuk memberantas DBD karena dengan cara Fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja.
“Banyak warga yang meminta Fogging, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk memberantas nyamuk, Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja tetapi jentiknya tidak. Lakukan PSN dan terapkan hidup sehat Sanitasi Total Berbasis masyarakat dapat mencegah timbulnya DBD,” jelas dia.
Ia menambahkan, paparan zat kimia yang dilepaskan saat fogging ternyata juga dapat membawa dampak negatif bagi manusia, seperti gangguan pencernaan, pernapasan, dan sistem kekebalan tubuh.
Berikut ini adalah Gejala atau Tanda-tanda Demam Berdarah yang wajib diketahui :
Panas tinggi selama dua sampai dengan tujuh hari, Nyeri Perut (Ulu Hati). Pendarahan, berupa bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB atau Pup berdarah. Tanda-tanda Syok berupa lemah, kulit dingin dan basah. MC Sumbawa Barat/feryal.