Dinas Pertanian Kabupaten Garut Antisipasi Hama Tanaman Jagung

:


Oleh MC KAB GARUT, Rabu, 8 Januari 2020 | 21:42 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Garut, InfoPublik - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat kini gencar melakukan pemantauan (monitoring) ke daerah-daerah, menyusul kian merebaknya serangan hama Spodoptera Frogiperda atau Ulat Grayak Frugiperda (UGF) yang menyerang tanaman jagung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menyatakan, bersama jajarannya secara intens melaksanakan monitoring sambil memberikan pemahaman kepada para petani mulai dari ciri-ciri hingga cara penanggulangan hama tersebut.

Beni memastikan hama ulat bisa ditanggulangi seiring jajarannya melakukan diseminasi informasi kepada para kelompok tani di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. "Serangan ulat ini baru terjadi saat memasuki musim tanam jagung," katanya, saat ditemui di Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi, Selasa (7/1/2020).

Menurut Beni, pergerakan penanggulangan hama tanaman jagung yang ganas ini, tidak pernah berhenti. Hama memakan batang pohon yang menimbulkan rusak dan patah.

Penyerangan hama di Desa Binakarya, kata dia, terbilang paling parah dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Garut. Penyebaran hama tanaman jagung Ulat Grayak Frugiperda (UGF) ini hampir memusnahkan 10 hektare tanah milik petani.

Hal tersebut lanjut Beni, menjadi perhatian khusus bagi Dinas Pertanian dalam penanggulangan dan pencegahan sebelum lebih meluas lagi, dan menjadi kekhawatiran tersendiri terutama para petani yang baru menanam dan akan memulai menanam.

"Dengan kondisi seperti ini harus ada pencegahan sejak memulai tanam jagung. Maka kewajiban kami dari dinas pertanian dan UPT untuk mengimbau dan memberikan edukasi terkait wabah hama yang menyerang saat ini. Selain itu, menginformasikan jenis obat-obatan dan cara pencegahan juga penanggulangannya,” ujar Beni.

Dia menyarankan para petani untuk saling bergotong-royong dalam penanggulangan hama di musim hujan, dengan cara ini lahan pertanian jagung akan saling terjaga dan saling menguntungkan satu sama lain.

Bentuk gotong-royong sendiri bisa dengan cara membeli obat-obatan dengan tanggung renteng antar petani. “Istilahnya kalau orang sunda udunan, harga obatnya pun cukup terjangkau dan bisa dibeli di toko obat pertanian atau bisa ditanyakan terlebih dahulu ke UPT Pertanian yang ada di desa terkait jenis obat-obatannya,” ujarnya.

Di hadapan para petani, Beni langsung menunjuk UPT Desa Binakarya untuk memberi tahu obat-obatan apa saja yang baik untuk disemprotkan atau disiramkan ke tanaman jagung. Agar nantinya tidak berdampak pada kerugian lebih luas lagi, terlebih pada petani yang baru menanam atau belum menanam.

Pada kesempatan tersebut para petani juga dikenalkan dengan tentang teknologi berikut tenaga ahli yang mendukung pertanian dalam penyiraman tanaman, melalui pemanfaatan drone yang dimodifikasi khusus untuk menyiram tanaman jagung secara merata.

Serangan hama UGF berpotensi menimbulkan kerusakan pada tanaman jagung. Serangan ini muncul sejak musim tanam jagung, pada April-Mei 2019 lalu dan cukup meresahkan para petani jagung.