Wakil Bupati Gresik Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Mangrove di Bawean

:


Oleh MC KAB GRESIK, Senin, 9 Desember 2019 | 10:48 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 587


Gresik, InfoPublik - Dalam rangkaian kegiatan kunjungan kerjanya di Bawean, Wakil Bupati Gresik Dr. H.Moh. Qosim berkesempatan berkunjung ke salah satu tempat wisata yang saat ini sedang dikembangkan, yakni ecowisata mangrove. Lokasinya berada di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Gresik.Jum'at (6/12/2019)

Menurut penuturan Kepala Desa Daun, Abdul Aziz, awal terbentuknya kawasan mangrove tersebut adalah sekitar tahun 1998 hingga tahun 2002 terjadi abrasi. Akibatnya tak kurang dari 44 hektar lahan persawahan tak bisa ditanami. Hingga akhirnya sejumlah masyarakat berinisiatif menanam pohon bakau sebagai penahan abrasi.

Tahun 2008, lanjut Abdul Aziz, mulai terbentuk kelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Dan dari situlah mulai diadakan kegiatan penanaman pohon secara massal. Terlebih lagi dukungan Pemerintah daerah yang getol terhadap program pemerintah desa Daun.

Mengetahui hal tersebut, Wakil Bupati Moh. Qosim mengapresiasi langkah masyarakat dan pemerintah desa Daun yang hingga kini terus mengembangkan kawasan tersebut.

"Kami atas nama pemerintah kabupaten Gresik sangat mengapresiasi kerjasama masyarakat dan pemerintah desa Daun. Dimulai dari hal kecil hingga saat ini menjadi kawasan ecowisata dengan ribuan pohon mangrove yang sudah ditanam," kata Wabup Qosim.

Ia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Lingkungan Hidup juga turut membantu melalui program-program yang bertujuan untuk melindungi kawasan mangrove tersebut. Disisi lain, Wabup Qosim juga berharap agar kawasan mangrove tersebut juga dapat menunjang kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi.

"Melalui mangrove ini, tentu masyarakat juga harus bisa merasakan manfaatnya. Utamanya masyarakat sekitar desa Daun. Ada kegiatan ekonomi di sana, misalnya saja masyarakat dapat menjajakan makanan, ada juga jasa ojek dan lain sebagainya. Yang penting harus mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku," imbuhnya.

Selain dukungan pemerintah daerah, kawasan mangrove tersebut juga didukung oleh perusahaan listrik Pembangkit Jawa-Bali (PJB) melalui CSR (Corporate Social Responcibility). "Kami ucapkan terima kasih terhadap PJB melalui program CSR berupa sarana pendukung yang sangat bermanfaat bagi perkembangan mangrove. Dan perlu diketahui juga bahwa pemerintah tidak menerima CSR berupa dana," katanya.

Hal itu ia ungkapkan saat menerima kunjungan tim penilai Proper dari pusat yang sedang berkunjung ke kawasan Mangrove dalam rangka verifikasi penerima manfaat CSR PJB. (iis/Humas Pemkab Gresik/Eyv)