:
Oleh MC KAB PELALAWAN, Rabu, 23 Oktober 2019 | 04:21 WIB - Redaktur: Tobari - 521
Pelalawan, InfoPublik – Wakil Bupati Pelalawan H.Zardewan bertindak sebagai Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2019, di halaman Kantor Bupati Pelalawan di Pangkalan Kerinci, Selasa (22/10). .
Wakil Bupati berpakaian santri dengan kain sarungnya dan begitu juga pengibar bendera, peserta upacara, dan pejabat yang hadir dalam kegiatan upacara yang berseragam khas santri.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Pelalawan Adi Sukemi, Sekda Tengku Mukhlis, Forkompinda Pelalawan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD),Kepala Kemenang Pelalawan H.M.Rais, Ketua MUI Pelalawan Iswadi H.M.Yazid.
Serta, Perwakilan Ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Pelalawan, peserta upacara dari pondok pesantren se Kabupaten Pelalawan.
Pelaksanaan upacara di awali dengan pembacaan ikrar santri dan selanjutnya Wabup H.Zardewan membacakan sambutan Sekretaris Jenderal Menteri Agama Republik Indonesia M Nur Kholis Setiawan.
Dalam sambutannya M Nur Kholis Setiawan mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Penetapan tanggal 22 Oktober itu merujuk pada tercetusnya 'Resolusi Jihad' yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik yang dikenal dengan peristiwa 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
Mantan Sekda Kabupaten Pelalawan ini menambahkan bahwa tema peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2019 adalah santri indonesia untuk perdamaian dunia.
Isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatanlilalamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama.
Sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural. Dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud.
Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia.
Peserta upacara berasal dari berbagai pondok pesantren diantaranya Pondok Pesantren Darul Huda Ukui, Pondok Pesantren Hidayatul Maarifiyah, Pondok Pesantren Al Hidayah, Pondok Pesantren An Najmah Riau, Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Pondok Pesantren Ali Rohman, Pondok Pesantren Al Muslimun, dan Pondok Pesantren Amanatul Huda.( MC Pelalawan/ryan/toeb)