Upacara Adat Bekakak Kembali Digelar

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 18 Oktober 2019 | 21:07 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Sleman, InfoPublik – Tradisi upacara adat Bekakak kembali digelar di Lapangan Balai Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping pada hari Jum’at (18/10). Tradisi yang rutin digelar setiap tahunnya ini diramaikan ribuan warga masyarakat Gamping sejak pukul 13.00 WIB siang.

Ketua Panitia Tradisi Bekakak, Bambang Cahyono menuturkan bahwa tradisi yang lebih dikenal dengan sebutan Saparan Bekakak ini merupakan kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat setiap tahunnya.

“Saparan Bekakak ini budaya yang melekat di masyarakat khususnya gamping dan selalu diramaikan oleh masyarakat setiap penyelenggaraannya,” terang Bambang Cahyono.

Lebih lanjut, Bambang Cahyono juga mejelaskan bahwa selain menjadi tradisi rutin yang digelar setiap tahunnya, Saparan Bekakak juga memiliki sejarahnya tersendiri sehingga penyelenggaraanya bertahan hingga saat ini.

Adapun prosesi Saparan Bekakak diawali dengan pelaksanaan upacara adat yang diikuti oleh seluruh bergodo.

Usai melakukan upacara adat, prosesi dilanjutkan dengan Budalan Kirab yaitu dengan pemecahan kendi Tirto Dono Jati oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dan Camat Gamping Arif Marwoto yang sekaligus melakukan pelepasan sepasang burung merpati putih.

Prosesi Saparan Bekakak kemudian dilanjutkan dengan proses kirab bergodo dengan membawa sejumlah sesaji bekakak yang juga diikuti oleh arak-arakan ogoh-ogoh dan reksasa Genduruwo menuju Gunung Gamping.

Sementara itu, dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang turut serta dalam prosesi Saparan Bekakak menyampaikan Event upacara adat Saparan Bekakak ini selain bertujuan untuk mengenang kesetiaan salah satu abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengku Buwono I bernama Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta, juga merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan rasa handarbeni terhadap budaya bangsa.

“Sebagai  bangsa dengan rekam jejak sejarah yang panjang dan keragaman budaya lokal, pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan harus terlibat secara bersama-sama dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya yang ada diwilayah kita secara berkelanjutan,” kata Sri Muslimatun.

Namun demikian, Sri Muslimatun juga mengatakan bahwa upaya pelestarian budaya yang ada tidaklah cukup hanya dilakukan melalui berbagai pertunjukkan kesenian secara reguler saja.

“Hal utama yang juga harus kita lakukan adalah memberikan apresiasi dan pemahaman tentang filosofi serta nilai-nilai luhur dari budaya, warisan dan tradisi yang tumbuh dimasyarakat secara turun temurun khususnya kepada generasi muda,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut juga Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun berkesempatan untuk turut andil dalam proses kirab dengan sejumlah peserta kirab lainnya.

Prosesi tersebut diakhiri dengan penyembelihan sepasang bekakak yang terbuat dari tepung ketan dan gua merah. Penyembelihan tersebut dilakukan di Petilasan Gunung Gamping Tlogo. (MC sleman/toeb)