:
Oleh MC KOTA BALIKPAPAN, Selasa, 10 September 2019 | 07:56 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 529
Balikpapan, infoPublik - Satu lagi kebanggaan masyarakat Kota Balikpapan dengan capaian prestasi yakni Kota Balikpapan, meraih penghargaan Anugerah Aksara Utama dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penghargaan itu diberikan karena pemerintah daerah berhasil menurunkan angka buta aksara. Penghargaan diberikan langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy, pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke 54 di Lapangan Karobesi Makassar Sulawesi Selatan, Sabtu lalu (7/9/2019).
Daerah yang meraih penghargaan Anugerah Aksara Utama terdiri dari 7 Kabupaten dan 1 Kota. Yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bone, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Balikpapan menjadi satu-satunya penerima penghargaan di tingkat kota
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan penghargaan ini cukup bergengsi karena Balikpapan menjadi satu-satunya daerah peraih anugerah tingkat kota.
Angka buta huruf di Balikpapan semakin kecil. Jika dalam skala nasional tersisa kurang dari 2 persen, Balikpapan di bawah satu persen. Anugerah Aksara Utama diberikan kepada daerah-daerah yang berhasil menurunkan angka buta huruf secara signifikan.
"Kami sudah berkomitmen dan mampu menurunkan buta aksara. Program kami berhasil menekan angka buta huruf melalui kejar paket, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan kegiatan belajar non formal dan lainnya,” ujar Rizal, Senin (9/9/2019).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan, Angka Melek Huruf (AMH) pada tahun 2018 mencapai 99,33 persen. Artinya, hanya 0,67 warga yang mengalami buta aksara.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS), angka buta aksara di Indonesia turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya pada 2017 jumlah penduduk buta aksara di Nusantara mencapai 3,4 juta jiwa. Kemudian pada 2018 turun menjadi 3,29 juta orang atau 1,93 persen dari total populasi penduduk, dan turun lagi menjadi 1,9 juta jiwa. (Diskominfo/mgm)