:
Oleh MC KAB ENREKANG, Selasa, 6 Agustus 2019 | 11:28 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Enrekang.InfoPublik.- Kebun Raya Enrekang (KRE) Sulawesi-Selatan, sebagai ikon pelestarian plasma nutfah tanaman endemik Sulawesi, hingga saat ini telah mengoleksi sebanyak 17.963 jenis tanaman.
Tanaman yang mulai langka tersebut berhasil dibudidaya, sehingga menjadikan kebun raya Enrekang begitu populer bagi banyak kalangan, termasuk sering mendapat kunjungan sejumlah peneliti tanaman dunia.
“Keanekaragaman jenis tanaman di kebun raya Enrekang, banyak mendapat perhatian masyarakat, baik untuk kunjungan wisatawan domestik, penelitian S1 dan S3 hingga kajian penelliti luar negeri,”ujar kepala UPTD Kebun Raya Enrekang Bustamin, di KRE Enrekang, Selasa (6/8/2019)
Lanjut Bustamin, target penanaman tahun ini tidak ada dalam anggaran daerah, tapi tetap penambahan tanamam baru dari eksplorasi yang dikembangkan di pembibitan KRE.
Tanaman flora dari koleksi tersebut terdapat kendala karena faktor iklim seperti kebun raya Enrekang berada di dataran rendah jadi untuk tanaman dataran tinggi kurang kesesuaian iklim.
Juga untuk tanaman endemik Sulawesi sebanyak 30 spesies dari seluruh pulau nusantara termasuk tanaman koleksi benua Afrika, Brasil dan Meksiko berhasil dibudidaya.
“Untuk tanaman tematik Sukulen itu berasal dari Afrika, Brasil, Meksiko termasuk teratai raksasa dari Sungai Amazon,” tutur Bustamin.
Untuk pengadaan bibit kekayaan koleksi kebun raya Enrekang selain ekplorasi juga hasil tanaman berasal dari 41 kebun raya se indonesia.
Di bidang kajian ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi, sektor peneliti dari S3 dan S1 ini rutin. Untuk tingkat mahasiswa umumnya pada penelitian tanaman tinggi dan tanaman rendah. Penelitian tingkat S2 dari Unair Surabaya dan S3 melakukan penelitian herbal.
Data lengkap kebun raya Enrekang telah mengcover asal usul, nama jenis dan tanaman asal wallaceae yakni garis lintang antara Australia dan Sulawesi.
Dari luas lahan efektf 120 hektare bekerjasama LIPI dengan tenaga honor 17 orang teknis lapangan, tenaga harian lapangan 28 orang, mobil tangki air untuk menyiasatinya mengandalkan kreativitas tersendiri.
“Kami masih sangat keterbatasan dalam tenaga lapangan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman termasuk pemeliharaan sarana yang ada,” katanya.
Kasubid perencanaan Bappeda-Litbang Sumardin, SE. M.A.P tambahkan, Kebun Raya Enrekang kerjasama LIPI dikucurkan cukup besar anggaran pusat dalam bentuk sarana dan prasarana.
“Untuk anggaran daerah KBE, yang mengatur Dinas LH dan Kebersihan sebab melekat disana, termasuk anggaran pusat dari LIPI disana,”jelas Sumardin, SE. M.A.P. (McEnrekang.MAS.Lubis/toeb)